Order Pentas

Edisi: 20/45 / Tanggal : 2016-07-17 / Halaman : 56 / Rubrik : MEM / Penulis : Kukuh S. Wibowo, ,


DI halaman Gedung Graha Pena, Jawa Pos, Surabaya, Kartolo tampil menghibur dalam acara Grand Final Festival Ramadan 2016, Ahad akhir Juni lalu. Malam itu, bersama dua anggota grupnya, Kastini dan Sapari, ia mengocok perut dan mengundang gelak tawa sekitar 200 penonton. Sepanjang sekitar 45 menit pertunjukan, mereka menyuguhkan lawakan tentang kehidupan warga yang satire. Dari soal mengurus surat pengantar di balai desa yang disertai pungutan, lalu lintas jalan yang macet, hingga masalah perdukunan.

Kartolo, Kastini, dan Sapari juga memasukkan lawakan tentang peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Misalnya bencana tanah longsor di Purworejo, Jawa Tengah. Itu muncul saat Kartolo memperkenalkan diri sebagai pengusaha tanah. "Tepangaken kula niki pengusaha tanah, tapi tanah kula teng Purworejo longsor (Kenalkan saya ini pengusaha tanah, tapi tanah saya di Purworejo longsor)."

Menurut Kartolo, pentas malam itu adalah satu-satunya order manggung selama Ramadan. Di luar bulan puasa, orderan juga masih ada, kendati tak sederas dulu saat anggota grupnya masih lengkap berlima—bersama Sokran dan Basman, keduanya telah meninggal. "Rata-rata sebulan tiga kali…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05

Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya

K
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28

Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…

A
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09

Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…