Seorang Imam Dalam Badai Kudeta
Edisi: 22/45 / Tanggal : 2016-07-31 / Halaman : 105 / Rubrik : INT / Penulis : Idrus F. Shahab, ,
FETHULLAH Gulen, 75 tahun, kumisnya putih, rambutnya yang tak lebat lagi juga putih. Dia seperti seorang kakek yang senang bercerita dan menyayangi cucu-cucunya. Pengikutnya yang fanatik menyebutnya waliyullah, wali Allah. Namun, di mata rezim yang berkuasa di Ankara, dia teroris yang harus bertanggung jawab atas sejumlah kisruh politik di negara itu, termasuk upaya kudeta berdarah yang gagal pada Jumat dua pekan lalu.
Gulen, yang gerakan sosialnya yang religiusââ¬âdisebut Hizmet atau pelayananââ¬âsukses dan telah mendunia, tidak tergiur mendirikan partai politik. Hizmet, yang berawal dari sebuah titik di Izmir, kota kecil di selatan Turki, pada 1963, menjadi gerakan sosial yang pada 1980 menyebar bagaikan virus di seluruh Republik Turki. Menurut Profesor Greg Barton, pengamat politik Islam dari Universitas Monash, Melbourne, Australia, gerakan Hizmet lebih menyerupai organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Indonesia.
Ketimbang berlanjut jadi semacam Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera, perhatian Fethullah Gulen tidak beranjak dari bidang pendidikan dan pelayanan masyarakat. Gulen sendiri tak pernah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…