Neng Mungil Menjaga Tradisi Medali

Edisi: 25/45 / Tanggal : 2016-08-21 / Halaman : 196 / Rubrik : OR / Penulis : Gadi Makitan, Aminudin A.S, Adi Warsono


Harapan meraih medali emas sempat bersemi di hati Supeni. Pelatih angkat besi nasional itu melihat anak asuhnya, Sri ­Wahyuni Agustiani, punya peluang menjadi yang terbaik pada kelas 48 kilogram di Riocentro, Rio de Janeiro, Ahad pekan lalu. Ini lantaran pesaing utama asal Thailand, Sopita Tanasan, hanya bisa melakukan angkatan clean and jerk seberat 108 kilogram karena gagal dalam angkatan ketiga seberat 110 kilogram.

Dengan angkatan 115 kilogram, Sri Wah­yuni akan mampu memastikan emas. Tapi lifter berusia 21 tahun itu justru tampak ragu ketika mendengar instruksi Supeni, 42 tahun. Ia sebelumnya hanya mampu melakukan angkatan 107 kilogram pada clean and jerk pertamanya. Sedangkan di angkatan snatch, ia tertinggal 7 kilogram dari Tanasan, yang berhasil mengangkat beban 92 kilogram. Artinya, ia harus melakukan penambahan beban seberat 8 kilogram, yang tak lazim ia lakukan. Diskusi panjang pun sempat terjadi.

Akhirnya, lifter yang biasa disapa Yuni itu setuju. Sayang, dua kali berusaha, dua kali juga dia gagal. Ia hanya membukukan total angkatan 192 kilogram, terpaut 8 kilogram dari angkatan Tanasan, sehingga hanya berhak atas perak. Yuni sedikit kecewa. ”Tapi saya sangat bersyukur bisa menyumbangkan medali,” kata dara yang merayakan ulang tahun ke-22 pada 13 Agustus lalu itu.

Perak itu disambut sukacita tiga pelatihnya, Supeni, Dirdja Wihardja, dan ­Aveenash Pandoo. Mereka bersorak dan memeluk atlet berbadan mungil itu—tingginya 147 sentimeter dengan berat 47,25 kilogram. ”Kami bangga dengan Yuni. Dia yang pertama menaikkan bendera Merah Putih di Olimpiade Rio,” ujar Supeni saat menuturkan kisah kemenangan Yuni itu melalui sambungan telepon dari Rio de Janeiro, Selasa pekan lalu.

Sukses Yuni…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…