Adu Keras Tomy-buwas

Edisi: 27/45 / Tanggal : 2016-09-04 / Halaman : 72 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Syailendra Persada, Abdul Manan., Linda Trianita.


TOMY Winata menyampaikan rentetan pesan tak biasa dalam jamuan buka puasa pada awal Juni lalu. "Saya tidak mau menghambat karier perwira-perwira muda ini," seorang peserta pertemuan, Kamis pekan lalu, menirukan ucapan Tomy dalam persamuhan di Grand Manhattan Club, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, itu.

Selain menyinggung urusan karier, Tomy "berceramah" tentang pemberantasan narkotik. "Kalau ada keluarga saya yang pakai narkoba, patahkan dulu kakinya, baru lapor ke saya," kata bos Grup Artha Graha itu. Tomy pun bercerita bagaimana ia kenal dengan banyak perwira tinggi polisi. Tiga penyidik Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, sementara itu, lebih banyak diam dalam pertemuan selama satu setengah jam tersebut.

Hadir juga dalam perjamuan itu dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dikenal dekat dengan Tomy. Mereka adalah Desmond J. Mahesa, Wakil Ketua Komisi Hukum DPR dari Fraksi Gerindra, dan Victor Laiskodat, Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat. Desmond membenarkan adanya pertemuan tersebut. Namun dia tak menjelaskan detail pembicaraannya. "Itu pertemuan biasa," ujar Desmond.

Pertemuan tersebut berlangsung di tengah panasnya hubungan PT Maritim Timur Jaya dengan penyidik Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI. Sebelumnya, PT Maritim mempersoalkan penggeledahan pusat usaha perikanan di Tual, Maluku, oleh penyidik Bareskrim pada September 2015. Perusahaan itu melaporkan 27 penyidik Bareskrim ke Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) serta Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.

Pengacara PT Maritim, Desrizal, juga mengaku tahu pertemuan di Hotel Borobudur itu. "Ada perwira tinggi yang ingin bertemu dengan Pak Tomy," kata Desrizal, Jumat pekan lalu. Namun dia menyatakan tak terlalu ingat apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan itu. "Yang jelas ngobrol saja agar lebih cair," ujarnya. Sedangkan juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan tidak mengetahui pertemuan tersebut.

PT Maritim Timur Jaya, yang dimodali Artha Graha Network, terseret kasus suap pengurusan visa kedatangan (visa on arrival) untuk seratus lebih anak buah kapal asal Cina. Perkara yang melibatkan Lin Wen Lu, Direktur PT Fujian Anda Oceanic Fisheries, ini terbongkar pada akhir Agustus tahun lalu.

Fujian Anda merupakan rekanan PT Maritim.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…