100 Tahun Menjaga Perak Celuk
Edisi: 29/45 / Tanggal : 2016-09-18 / Halaman : 50 / Rubrik : IMZ / Penulis : Rofiqi Hasan, ,
JUMAT siang pertengahan Agustus lalu, sepulang sekolah, Kadek Ardika, 10 tahun, tekun mengolah perak berbentuk batangan-batangan kecil yang ia pipihkan dan kemudian dipotong-potong. Setelah itu, Ardika membakar potongan-potongan tersebut. Ketika perak mulai meleleh, ia membentuknya menjadi bola-bola kecil. Nantinya benda-benda itu akan dipasang menjadi satu rangkaian perhiasan, seperti liontin, kalung, dan gelang, dengan motif jawanââ¬âsalah satu motif khas kerajinan perak Desa Celuk, Sukawati, Gianyar, Bali.
Ardika, siswa kelas V sekolah dasar, merupakan generasi termuda Desa Celuk yang mendapat pelajaran mengolah perak. Meski kerajinan perak Celuk sedang terpuruk, ia beruntung karena datuknya, Wayan Suweta, 67 tahun, masih bersemangat mengajarkan ilmu yang telah turun-temurun selama ratusan tahun itu. "Sejak tiga bulan lalu saya membuka kelas khusus mengolah perak agar anak-anak muda di sini mengenal asal-usul mereka," kata Suweta, pemilik Bali Silver Class.
Menurut Suweta, peserta kelas memang baru empat orang. Mereka belajar setelah pulang sekolah atau pada hari libur. Selain mereka, sudah ada turis yang tertarik ikut hingga kelas ini memberi gairah baru di Celuk, juga pada sejumlah perajin tua yang sering diminta mengajar.
Boleh dibilang, tanpa terobosan seperti Suweta itu, Desa Celuk yang terkenal sebagai sentra kerajinan perak khas Bali akan tinggal kenangan. Masa kejayaan Celuk telah berlalu, dan kerajinan perak berangsur-angsur ditinggalkan. Tamu-tamu dagang, istilah bagi wisatawan yang berbelanja dalam jumlah besar untuk dijual kembali ke negaranya, makin jarang tampak. Sebagian besar art shop, toko barang seni, berubah menjadi gedung-gedung antik yang sepi pengunjung.
Membincangkan perak Bali tak bisa lepas dari desa seluas 247,56 hektare itu. Setiap hari Celuk menghasilkan aneka jenis barang kerajinan perak, dari yang bermotif sederhana hingga yang disepuh emas, dengan kisaran harga ratusan ribu rupiah sampai puluhan juta rupiah.
* * *
KERAJINAN perak Celuk berawal pada sekitar 1915. Ketika itu seorang penduduk dari klan Pande, Nyoman Gati, belajar pengolahan barang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…