Jurus Silat Dua Koreografer

Edisi: 30/45 / Tanggal : 2016-09-25 / Halaman : 72 / Rubrik : SN / Penulis : Anwar Siswadi , ,


EKO Supriyanto bergegas masuk. Berkostum serba hitam, baju lengan panjangnya terbuka tak dikancing. Dalam keheningan dengan sorot lampu biru temaram, di lobi gedung museum dan galeri NuArt Sculpture Park, Bandung milik pematung kondang Nyoman Nuarta Sabtu malam, 10 September 2016. Kepalanya tengadah sambil mengangkat tangan kiri secara cepat. Tangan kanannya yang terentang lurus kemudian bertemu dalam sekali ayunan di depan dada.

Selanjutnya, kedua tangan koreografer itu serempak menusuk udara di atas kepala, lalu berkelebat sambil memutar tubuh diikuti gerakan memukul. Sekitar lima menit, Eko mengekspresikan tubuhnya dengan gerakan tari kontemporer yang berbasis gerakan pencak silat.

Setelah itu, enam penarinya yang semua lelaki muncul bergiliran. Awalnya seorang penari dengan gerak perlahan melangkah sambil kedua tangannya seperti menggenggam tongkat panji-panji. Setelah memutar badan, ia jungkir-balik bergulung-gulung sambil kakinya tetap tertekuk dengan posisi duduk bersila. Mengarah ke berbagai penjuru arena, penari itu seperti bola yang menggelinding.
Gerakan itu secara bergantian diikuti penari lain. Setelah itu mereka berdiri mematung, lalu bergerak kompak, menari dengan beragam jurus silat.

Gerak langkah penari itu kadang maju, mundur, menyerong, berputar badan, lalu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.