Gara-gara Kurang Tidur

Edisi: 40/45 / Tanggal : 2016-12-04 / Halaman : 74 / Rubrik : KSH / Penulis : Nur Alfiyah, ,

BANGUN tidur bukan saat yang menyenangkan bagi Ladira Agita. Ia sering harus terburu-buru lantaran terlambat terjaga. "Seperti tadi pagi, ada janji urusan kerjaan jam 09.00, tapi baru bangun jam 08.15," kata nona 28 tahun ini, Rabu pekan lalu.

Jadilah Ladira berburu dengan waktu. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, tanpa mandi, ia langsung meluncur memenuhi janjinya. "Ya, agak risi, tapi mau gimana lagi," ujar perempuan asal Bekasi, Jawa Barat, ini.

Lain waktu Ladira, yang bekerja di bidang penyelenggara acara, baru bangun pukul 09.15, padahal ia dan temannya ada janji bertemu dengan orang pukul 08.00. Akibatnya, ia terpaksa absen.

Kebiasaan bangun siang itu mendera Ladira dalam enam bulan terakhir. Penyebabnya, ia baru bisa tertidur lewat pukul 02.00. Efeknya, ia jadi sering mengantuk pada siang hari, mood-nya kacau, dan tugas-tugasnya tak kelar tepat waktu.

Insomnia memang dikenal bisa mempengaruhi produktivitas. Banyak penelitian menunjukkan gangguan tidur yang paling banyak diderita ini berdampak pada kesehatan. Penelitian terbaru yang disampaikan dalam pertemuan American Heart Association's Scientific Sessions 2016 di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, 14 November lalu menyebutkan insomnia pun bisa meningkatkan risiko gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium. Kelainan ini berpotensi menyebabkan stroke dan gagal jantung.

Para peneliti dari University of California, San Francisco, Amerika, memeriksa tiga sumber data untuk mengetahui hubungan antara kurang tidur dan fibrilasi atrium. Dari analisis ini, mereka menemukan orang yang sering…

Keywords: -

---

Foto Terkait