Siaga Banjir Sejak Di Hulu

Edisi: 43/45 / Tanggal : 2016-12-25 / Halaman : 64 / Rubrik : ILT / Penulis : Amri Mahbub, Anwar Siswadi ,


AGUS Mulyana dengan sigap menjelaskan secara rinci Sistem Monitoring Banjir Terpadu atau disebut Simbat rancangannya kepada Tempo pada pertengahan bulan lalu. Di Laboratorium Divisi Embedded Research Group, Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung, Agus memperagakan cara kerja alat pendeteksi banjir buatannya itu.

Sebuah bak kontainer plastik berisi air dibuat menyerupai kondisi banjir. Air tersebut ibarat air sungai yang melimpas ke daratan. Hanya dalam hitungan detik lampu rotator berwarna merah menyala di­ikuti suara sirene pertanda banjir segera datang. "Fungsi utama Simbat adalah mendeteksi kenaikan air sungai dan mengeluarkan peringatan bahaya banjir," ujar Agus, dosen program studi teknik komputer di Unikom.

Selanjutnya, tak sampai lima menit, sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai potensi banjir ke perangkat bergerak, yakni telepon pintar. Hasil simulasi terlihat ideal. Tapi bagaimana dengan kondisi di lokasi sebenarnya? Menurut dia, sistem Simbat telah diujicobakan di tiga lokasi di Sungai Cikapundung pada Juli-Agustus lalu. "Semua berjalan menurut harapan."

Ide merancang sistem Simbat datang ketika daerah tempat tinggal mertua Agus di kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, selalu kebanjiran ketika musim hujan tiba. Kawasan seluas 10.786 kilometer persegi itu selalu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14

Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…

I
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16

Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…

P
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05

Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…