Pagi Hitam Dalam Hidup Basri Masse
Edisi: 48/19 / Tanggal : 1990-01-27 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis :
MEREKA berdiri termangu berbatas kawat pemisah yang dingin,
tanpa sepatah kata pun terucap. Keduanya hanya saling menatap
dengan sorot mata yang murung dan putus asa. Itulah mata Basri
Masse, narapidana Penjara Kepayan, Kota Kinabalu, dan mata
istrinya, Tutiana, yang datang menjenguk sebelum suaminya
digantung.
; Lama keduanya terdiam, seakan tak percaya dengan pertemuan
itu. Suasana baru mencair setelah Basri dengan langkah
perlahan mendekat, dan mengulurkan tangannya yang terborgol ke
balik kawat pemisah yang membatasi mereka. Mereka bersalaman,
dan Tuti menggenggam erat tangan suaminya. "Apa kabar
anak-anak," sapa Basri memecah kebekuan. Sapaan itu pula yang
membuat Tuti tak kuasa menahan tangisnya.
; "Sudahlah, jangan menangis, nanti aku tak tahan," kata Basri
menghibur istrinya. Tapi Tuti tetap saja menumpahkan semua
kepedihannya selama ini lewat isak tangis dan air mata. Pada
pertemuan mereka (selama setengah jam) Kamis siang pekan lalu,
sehari sebelum Basri dieksekusi di tiang gantungan, memang tak
banyak kata yang bisa mereka ucapkan.
; Ketika sipir Penjara Kepayan memberi tahu bahwa izin
berkunjung telah habis, Basri menyalami Tuti lagi. Tangannya
(seperti diceritakan Tuti) dingin dan berkeringat. Basri juga
tak mengucapkan kata-kata perpisahan -- istrinya seakan sudah
tahu perasaan yang tengah bergejolak di dada suaminya. Tuti,
yang siang itu didampingi ayahnya, M. Ayub, dan Nyonya Widodo,
istri Konsul Jenderal RI di Kota Kinabalu, Ny. Widodo hanya
diantar suaminya dengan pandangan mata yang sendu sampai
keluar dari halaman Penjara Kepayan.
; Pertemuan Basri-Tuti siang itu ternyata bukan pertemuan
terakhir mereka. Pukul 15.00 (waktu setempat -- yang lebih
awal satu jam dari Waktu Indonesia Bagian Barat), Tuti, yang
disertai Konsul Jenderal Widodo serta sejumlah kerabat dan
wartawan, kembali mengunjungi suaminya. Pada pertemuan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?