Tatkala Sarkiem, Wakiem, Sukia Menari Di Paris
Edisi: 51/45 / Tanggal : 2017-02-19 / Halaman : 60 / Rubrik : SN / Penulis : Amandra Mustika Megarani , ,
EMPAT gadis Jawa itu segera menjadi perbincangan di Paris pada 1889. Mereka baru saja mementaskan tarian Jawa. Tubuh mereka yang mungil dan kulit yang segelap perunggu menjadi sesuatu yang eksotis bagi masyarakat Paris saat itu.
Pakaian mereka, dengan lengan dan bahu terekspos, dianggap aneh. Begitu juga langkah-langkah mereka yang bebas alas kaki. Perempuan-perempuan di Paris menatap mereka. Seorang laki-laki bahkan mendekati mereka dengan kaca pembesar.
Mural di Galeri Salihara, Jakarta Selatan, melukiskan kegemparan di Paris pada masa itu. Mural ini sesungguhnya merupakan replikasi yang digambar ulang dan diperbesar dari karya ̢̮â¬Â°mile-Antoine Bayard, ilustrator kondang di Paris saat itu, dalam Edmond de Goncourt Nomor 27 yang terbit pada 17 Agustus 1889.
Sejak dua pekan lalu, mural ini merupakan salah satu obyek dalam pameran arsip yang dikuratori Helly Minarti di Galeri Salihara. Helly, kurator independen yang juga menjabat Ketua Bidang Program Dewan Kesenian Jakarta, tengah melakukan riset panjang tentang sejarah tari di Indonesia. Pameran bertajuk "Menatap Sang Liyan" ini merupakan penelitian separuh jalan yang bermula dari disertasinya, "Modern and Contemporary Dance in Asia: Bodies, Routes and Discourse", untuk memperoleh gelar doktoral dari University of Roehampton, London, pada 2014.
"Saya berharap pameran ini dapat menjadi sebuah ajang untuk memulai diskusi dan wacana tentang seni tari di Indonesia," kata Helly. Dibandingkan dengan seni rupa atau seni teater, seni tari memang paling sedikit diperbincangkan dalam komunitas seniman Indonesia.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.