Penjaga Keberagaman Umat Beragama
Edisi: 52/45 / Tanggal : 2017-02-26 / Halaman : 55 / Rubrik : MEM / Penulis : Dian Yuliastuti, Martha Warta Silaban,
November tahun lalu, dalam upacara di Universitas Sacro Cuore, Italia, Franz Magnis-Suseno, SJ, menerima anugerah Premio Internazionale Matteo Ricci atau Matteo Ricci Award (MRA). Sebuah pengakuan, apresiasi atas perannya dalam memajukan dialog antarumat beragama di Indonesia. Penghargaan itu diserahkan oleh Dewan Fakultas Sosial universitas yang didirikan Pastor Agostino Gemelli pada 1921 itu. Matteo Ricci Award adalah penghargaan yang terinspirasi jasa Pastor Matteo Ricci (1552-1610), misionaris sekaligus ilmuwan matematika dan astronomi Katolik dari Italia yang menjadi lambang ideal dari persaudaraan antarmanusia.
Pada kesempatan itu, Franz Magnis menyampaikan kuliah umum (Lectio Cathedrae Magistralis) dengan tema "Bearing Witness to the Gospel in a Muslim Society. A Learning Process", yang menceritakan pengalamannya sebagai misionaris Jerman menyelami kehidupan masyarakat Jawa hingga kemudian ia memilih menjadi warga negara Indonesia pada 1977. Ia juga berkisah tentang pendekatan terhadap keberagaman.
Sebenarnya kegiatan dialog antaragama dan keberagaman yang saya lakukan berjalan begitu saja, seiring dengan pertemuan dengan para tokoh agama lain, baik Islam maupun Kristen. Awalnya memang dari Akbar Tandjung. Setahun di Jakarta, dia menghubungkan saya dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Setelah itu, saya bertemu dengan Cak Nur (Nurcholish Madjid), lalu Gus Dur (Abdurrahman Wahid). Saya berkenalan dengan Gus Dur pada 1980-1990. Saya sering naik Vespa ke tempat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…