Ruang Publik Milik Siapa?

Edisi: 49/23 / Tanggal : 1994-02-05 / Halaman : 108 / Rubrik : KL / Penulis : SISWANTO, ANDY


BILA masyarakat merisaukan pembangunan kompleks resor di kawasan Tanah Lot Bali, memprotes upaya mengubah Keputren Keraton Solo menjadi hotel, menyesalkan rencana penggusuran Masjid Hidayatullah di Jakarta untuk sebuah bank, tentu karena pembangunan tersebut dikhawatirkan akan mencampuradukkan dua "isi" dalam sebuah ruang. Suatu hal "baru" akan dibangun pada roh kebudayaan yang telah bersemayam terlebih dahulu. Sebab, tiap ruang dan bangunan yang telah menjelma menjadi makna kebudayaan memiliki "roh" dan "isi", telah menjadi ruang publik. Itulah bagian kota yang paling banyak digunakan rakyat, yang telah menyerap rasa dan peristiwa kemanusiaan. Perwujudan ruang ini bisa berupa jalan dan arcade, lapangan terbuka seperti alun-alun, taman kota, atau berbagai halaman dan gedung semipublik dan publik seperti kampus, perkantoran, dan gedung DPR.

Ruang publik menjadi penting karena memiliki ciri sebagai dunia publik. Bagi masyarakat, memasuki ruang publik adalah memasuki "dunia bersama". Di sana, masyarakat bisa duduk, berdiri, atau berlari. Mereka bisa membaca, melamun, menangis, bercengkerama, berpacaran, ataupun berteriak dalam suasana bebas dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…