Konglomerat, Siapa Mau Melarat

Edisi: 45/19 / Tanggal : 1990-01-06 / Halaman : 102 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Hidayat, Yopie


KALAU ada kata yang ramai dipersoalkan orang di tahun yang baru
kita lewati, tak bisa lain itu yang bernama konglomerat..Kata
tersebut menjadi sedemikian tersohor, sampai ada yang bermimpi
menjadi konglomerat. Ada pula yang membandingkannya denan
tuyul, atau bak lampu Aladin yang dalam sejenak bisa membuat
sejumlah orang kaya raya, dan menyepak pengusaha bermodal kecil
atau menengah.

; Ejekan terhadap konglomerat pun tak bisa dihindari. Sehingga
istilah-istilah yang bernada sinis pun bermunculan. Dan itu ke
luar dari mulut beberapa anggota DPR, yang mempermainkan kata
kong-lo-merat sebagai "Cukong Loba Rakyat Melarat".

; Polemik tentang konglomerat, yang banyak ditampung berbagai
media, berlangsung seru. Hingga mengundang kecaman ekonom
kondang Hadi Soesastro, yang menganggap polemik itu
simpang-siur, dan pers cuma melaporkan pandangan orang, tanpa
menyelidiki duduk perkara masalahnya (lihat Kolom).

; Kadin pun menjadi sibuk, ketika mengumpulkan para konglomerat
menjelang Musyawarah Nasional Khusus, awal Desember lalu.
Setelah Munasus berakhir, muncul pernyataan tentang konglomerat,
yang dikaitkan dengan soal monopoli. Kadin menyuarakan perlunya
dijajaki undang-undang antimonopoli untuk mengatasi efek negatif
konglomerat.

; Perasaan waswas bahwa konglomerat akan memonopoli Bursa Efek
Jakarta bisa jadi contoh bagaimana citra konglomerat sekarang
ini. Keinginan untuk menswastakan bursa itu sampai pekan lalu
masih alot diperdebatkan. Banyak pihak yang ingin agar BUMN
tetap tampil sebagai pemilik saham paling besar, agar ada
tandingan yang cukup ampuh buat para konglomerat di lantai
bursa.

; Sesungguhnya, Menteri Keuangan J.B. Sumarlin sudah menegaskan,
pertengahan November lalu di Bali, bahwa konglomerat tidaklah
memonopoli ekonomi. Sumarlin juga telah menjelaskan, konglomerat
adalah pembayar pajak yang baik.

; Ekonom yang oleh majalah Euromoney telah terpilih sebagai salah
seorang di antara lima menteri keuangan terbaik sedunia untuk
tahun 1989 itu merasa perlu membeberkan ciri negatif dan positif
konglomerat di depan Komisi APBN DPR RI, akhir November.
"Perekonomian kita diuntungkan dengan adanya ciri positif
konglomerat," katanya. Salah satu ciri positif yang disebut
Sumarlin, misalnya: efisiensi tinggi dalam konglomerat yang
memungkinkannya berkembang dengan skala besar dan menembus
pasaran ekspor.

; Bukannya berhenti, isu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…