Prangko-prangko Triyadi

Edisi: 08/46 / Tanggal : 2017-04-23 / Halaman : 60 / Rubrik : SN / Penulis : Moyang Kasih Dewimerdeka, ,


DALAM eksperimen awalnya, Triyadi Guntur Wiratmo menempelkan secarik prangko di atas kanvas kosong. Prangko itu adalah koleksinya sendiri, Sukarno seri Conefo, yang dikeluarkan pada 1965kini bernilai Rp 3 juta. Dalam prangko itu, hanya terlihat wajah Sukarno yang sedang menoleh ke sisi kiri.

Dari wajah Sukarno, Triyadi lalu menarik garis dan melukis tubuh sang tokoh secara utuh sekaligus latar belakangnya. Ruang yang digambar Triyadi dari sepotong wajah di atas prangko inilah yang membuka narasi baru tentang sejarah dari tokoh tersebut. Narasi yang dipilih Triyadi menggelitik juga kontradiktif.

Sukarno, misalnya, digambarkan Triyadi sedang melangkah di depan kerumunan aksi satire memprotes kapitalisme. Juga di tengah-tengah gerai makanan cepat saji. Seri yang terdiri atas delapan lukisan berukuran 31,5 x 37,5 sentimeter ini diberi judul Postcard from The Past.

Setelah eksperimen itu, Triyadi tak lagi menggunakan prangko asli. Namun ia masih mempertahankan ciri khasnya dengan cara melukis kembali wajah para tokoh berdasarkan contoh prangko yang ia koleksi ataupun yang ditemukan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.