Korban Teror De Turk
Edisi: 09/46 / Tanggal : 2017-04-30 / Halaman : 84 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Tim Lapsus, ,
KABAR kedatangan Depot Speciale Troepen pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling ke Makassar pada 5 Desember 1946 baru sampai ke Robert Wolter Mongisidi dua hari kemudian. Sekretaris Jenderal Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (Lapris)itu mendapat info tentang pasukan khusus tersebut dari surat kiriman koleganya, Ali Malaka dan Daeng Boto."Pasukan ini berupa tentara bayaran," kata Wolter dalam berita acara kepolisian yang dikutip Sinansari Ecip.
Kala itu, Wolter Mongisidi sedang memimpin pasukan pejuang di Limbung, Gowa, Sulawesi Selatan. Adapun Ali Malaka dan Daeng Boto bertahan di Makassar. Laskar bersenjata yang dipimpin Wolter berkali-kali menyerang dan menyergap pasukan Belanda. Pasukan Wolter sempat membuat kocar-kacir tiga batalion tentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) di sana.
Pejuang Republik menentang upaya Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur,yang wilayahnya meliputi Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Sunda Kecil. Belanda merencanakan Makassar sebagai ibu kota negara lewat sebuah konferensi di Denpasar, Bali. Wolter dan para pejuang gencar melawan karena berpatokan pada proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dikumandangkan Sukarno dan Mohammad Hatta tahun sebelumnya.
Ketika pasukan KNIL di Sulawesi Selatan terdesak, Belanda mengirim bantuananggotapasukan sebanyak 123 orang yang dipimpin…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…