Monumen Yang Telantar
Edisi: 09/46 / Tanggal : 2017-04-30 / Halaman : 88 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Tim Lapsus, ,
"DI tempat inilah gugur Maha Putera Emmy Saelan dalam satu pertempuran dengan tentara NICA Belanda, pada tanggal 21 Januari 1947. Teruskan perjuangan kami." Enam baris kalimat di atas prasasti itu sudah nyaris tak terbaca. Di bawahnya, prasasti lain yang menyatakan bahwa monumen tersebut adalah Monumen Maha Putera Emmy Saelan, yang diresmikan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Surono pada 10 November 1985, juga sudah memudar.
Sesuai dengan keterangan yang tertera di atas prasasti, persis di titik itu Emmy meregang nyawa pada usia 22 tahun. Kala itu ia tersudut dalam sebuah pertempuran di Kassi-Kassi. Pasukan Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) mengepungnya. Emmy lalu memilih jalan matinya sendiri.
Ia melempar granat tangan sebelum tembakan musuh mengenai tubuhnya. Granat meledak tepat di tengah pasukan musuh. Delapan tentara KNIL tewas, begitu juga Emmy. Kini, di Jalan Hertasning itu, berdiri monumen sebagai pengingat perjuangan Emmy. Jasad Emmy sendiri bersemayam di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Makassar.
Monumen Emmy Saelan adalah satu dari empat monumen perjuangan rakyat Sulawesi Selatan yang diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 1985 oleh Menteri Surono, yang saat itu juga menjabat Ketua Dewan Harian Nasional Angkatan 45. Monumen ini…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…