Prancis Dan Asa Yang Tergerus

Edisi: 10/46 / Tanggal : 2017-05-07 / Halaman : 100 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi , ,


DI depan kantor pusat Les Republicains di Paris, Katarina terduduk di pinggir jalan yang mulai sepi. Ahad malam dua pekan lalu itu, perempuan berdarah Rusia yang lahir dan besar di ibu kota Prancis ini tercenung, nyaris menitikkan air mata. Berkali-kali Katarina mengusap kedua kelopak matanya yang bermaskara biru. "Tidak ada yang lebih pantas menjadi Presiden Prancis kecuali Fillon," katanya sambil sesekali sesenggukan.

Satu jam sebelumnya, Katarina dan ratusan pendukung Les Republicains-istilah Prancis untuk Partai Republik-asyik bercanda tak lama setelah tempat pemungutan suara ditutup pukul 20.00. Mereka memutar musik disko di salah satu sudut gedung kantor yang memasang layar besar untuk menayangkan pengumuman hasil hitung cepat. Namun keriuhan itu tak berlangsung lama. "Kekalahan ini sungguh menyakitkan," Katarina bergumam sambil berbagi rokok dengan seorang rekan yang duduk di sampingnya.

Francois Fillon, nama yang disebut Katarina, keok dini. Fillon kandidat konservatif dari Partai Republik dalam putaran pertama pemilihan Presiden Prancis. Jagoan Katarina itu kandas di tangan Emmanuel Macron dan Marine Le Pen. Katarina, 36 tahun, agen pemasaran di sebuah perusahaan iklan, makin sakit hati saat Fillon menyerukan kepada pendukungnya agar memilih Macron di babak kedua. "Belum hitungan final, dia enteng saja berbicara seperti itu," ujar Katarina saat ditemui kontributor Tempo, Asmayani Kusrini.

Meski sudah diprediksi dalam berbagai jajak pendapat, kemenangan Macron dan Le Pen tetap mengejutkan publik Prancis. Untuk pertama kalinya kandidat dari Partai Sosialis dan Partai Republik, dua kekuatan yang mendominasi politik Prancis sejak era Perang Dunia II, terjungkal. "Isu utama kali ini adalah pengangguran," kata Benjamin Griveaux, juru bicara tim kampanye Macron. Menurut Griveaux,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…