Ketika Makanan Jadi Senjata
Edisi: 11/46 / Tanggal : 2017-05-14 / Halaman : 94 / Rubrik : INT / Penulis : Idrus F. Shahab, ,
Akhirnya perang yang sudah berlangsung dua tahun lebih itu memasuki fase ketika para kombatan asyik dengan dirinya sendiri. Dan tercekiklah 17 juta dari 24 jutawarga Yaman, negara termiskin di Timur Tengah itu, oleh ancaman kelaparan, tatkala kekuatan pemerintah pendukung Presiden Abd Rabbu Mansur Hadi yang dibeking paÃâáÃâésukan Arab Saudi mulai memblokade kota pelabuhan Hudayda pada akhir bulan lalu.
Bagi Yaman, yang selama ini mengandalkan 90 persen kebutuhan makanannya melalui impor lewat pelabuhan komersial di Laut Merah itu, taktik pasukan Arab Saudi ini jelas telah menjepit urat nadi kehidupan negeri. Majalah The Economist bercerita tentang seorang pengusaha, pemilik pabrik biskuit, bernama Shawki Hayel, yang bisnisnya amblas dalam perang saudara antara pemberontak Houthi dan pemerintah itu. Praktis, pabrik biskuitnya di Kota Taiz tak dapat menghasilkan suatu apa, ketika pelabuhan Hudayda terisolasi, pasokan tepung terigu berhenti total, dan perusahaannya tak bisa melunasi pembayaran impor bahan mentah.
Sejak pemberontak Syiah Houthi menguasai ibu kota, Sana'a, di utara pada Januari 2015, Presiden Abd Rabbu Mansur Hadi memindahkan bank sentral Yaman ke Aden, kota di selatan yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…