Dana Komando Don Corleone
Edisi: 13/46 / Tanggal : 2017-05-28 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis : Syailendra Persada, Gadi Makitan, Pusmaya Ayu
KELUAR dari ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Fahmi Darmawansyah mengajak Tempo menepi ke sudut ruang tunggu. Terdakwa suap pengadaan satelit monitor di Badan Keamanan Laut (Bakamla) ini berkata, "Ali Fahmi yang bilang ke saya bahwa ada uang untuk mengurus anggaran di DPR untuk proyek Bakamla."
Pada Rabu siang tiga pekan lalu itu, Fahmi Darmawansyah baru kelar bersidang untuk diperiksa sebagai terdakwa. Sidang selama satu jam itu dimulai dengan merunut kronologi suap dari Fahmi sebagai pemilik PT Merial Esa, yang dinyatakan sebagai pemenang tender. Ketika cerita mulai ke Senayan, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi yang dipimpin Kiki Ahmad Yani berkali-kali mencecar Fahmi soal berapa uang yang ia alokasikan untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut Fahmi, yang akan divonis pada Rabu pekan ini, ada dua tahap pemberian uang untuk anggota DPR yang ia berikan melalui Ali Fahmi alias Fahmi Al-Habsyi, anggota staf khusus Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Madya Arie Soedewo. Pertama sebesar Rp 30 miliar, kemudian Rp 24 miliar.
Kepada hakim, Fahmi menjelaskan bahwa ia mendapat konfirmasi bahwa uang tersebut akan dipakainya untuk "mengamankan" anggota DPR agar proyek pengadaan satelit pengawas senilai Rp 400 miliar dimasukkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016.
Jaksa mengorek aliran suap untuk DPR setelah mendengar kesaksian Fahmi untuk dua anak buahnya, Hardy Stefanus dan Muhammad Adami Okta, pada awal April lalu. Hardy dan Adami ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi setelah memberikan uang Rp 2 miliar dalam bentuk dolar Singapura untuk Eko Susilo Hadi, Deputi Bidang Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla, pada 14 Desember 2016.
Pengakuan Fahmi soal suap untuk anggota Dewan itu berawal saat jaksa bertanya tentang bagaimana ia mengatur proyek agar bisa lolos di DPR. Saat diperiksa KPK pada 18 Januari 2017, ia mengaku memberikan total Rp 54…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?