Pulau Run Riwayatmu Kini

Edisi: 16/46 / Tanggal : 2017-06-18 / Halaman : 52 / Rubrik : IMZ / Penulis : Amandra Mustika Megarani , Rere Khairiyah, Lea Pamungkas


DARI Grote Mark-alun-alun Kota Breda, Belanda-bangunan berbata merah kecokelatan itu sudah terlihat. Menara-menaranya berdiri anggun di empat sisi bangunan tersebut. Sebuah sungai kecil melingkari bangunan yang dikenal dengan nama Puri Breda itu.

Dibangun pada abad ke-12, puri itu pernah dimiliki William I, leluhur keluarga bangsawan Nassau-Orange, yang menurunkan raja-raja di Eropa. Puri itu pernah menjadi rumah sakit, sebelum difungsikan sebagai Akademi Militer Kerajaan Belanda.

Puri itulah yang menjadi saksi peristiwa politik penting yang terjadi lebih dari tiga abad silam: Traktat Breda. Perjanjian ini dibuat untuk mengakhiri perang laut yang kedua antara Inggris dan Belanda (1665-1667). Dalam perjanjian itu, terdapat kesepakatan yang menyangkut nasib sebuah pulau kecil di perairan kita sekarang, yang dulu begitu terkenal dan kini terlupakan.

Perundingan sepuluh hari itu menghasilkan keputusan pembaruan akta navigasi dan pembagian wilayah koloni. Poin penting perjanjian ini adalah bahwa Inggris mendapatkan Manhattan, pulau di hilir Sungai Hudson di wilayah benua baru. Ditambah pelabuhan kecil di Guinea di Teluk Barat Afrika dan Curacao di Kepulauan Karibia.

Sedangkan Belanda berhak atas Suriname beserta pabrik-pabrik gula di sepanjang pantainya, Kepulauan Tobago, dan Pulau Run di Laut Banda. Wilayah yang disebut terakhir ini dikuasai Inggris sejak 1616 dan merupakan salah satu pulau penghasil pala saat itu.

"Saat perjanjian ini diteken, Belanda merasa diuntungkan," kata Bondan Kanumoyoso, sejarawan politik kolonial dari Universitas Indonesia, awal Mei lalu. "Kekuasaan atas Run merupakan kendali utuh Belanda atas monopoli rempah-rempah dunia." Kini sesuatu yang berkebalikan terjadi. Manhattan, New York, Amerika Serikat, yang dulu tak diperhitungkan Belanda, menjadi salah satu pusat bisnis dunia. Sedangkan Pulau Run kini terpencil, bahkan dalam sejarah Indonesia pun jarang disebut.

n n n

Pulau Run kini terlihat seperti bukit-bukit hijau yang menyembul di tengah birunya Laut Banda. Dikelilingi karang dan tebing-tebing terjal di sisi selatan, kawasan landai di sisi barat pulau menjadi satu-satunya tempat kapal bisa berlabuh. Di pantai berpasir putih itu, rumah-rumah beratap seng berdiri berimpitan. Nyiur dan pohon pala tumbuh lebat.

Tak bisa dibayangkan selama 60 tahun (1607-1667), Run pernah diperebutkan Belanda dan Inggris gara-gara suburnya pala di pulau itu. Pulau Run terletak paling barat dari Kepulauan Banda dan sedikit terpisah dari gugusan pulau besar. Berjarak 16 kilometer dari Pulau Banda Besar, pulau seluas 465 hektare itu dapat dicapai dengan mendayung perahu selama satu jam dari pulau tetangganya, Pulau Ai, atau dua jam perjalanan dengan kapal motor dari Pulau Banda Naira.

Topografi Pulau Run agak menanjak. Wilayah selatan pulau itu lebih terjal, dibentuk oleh Gunung Tanah Merah dan Gunung Gandulang, dengan ketinggian 188 meter di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…