Masih Ada Sedikit Pala
Edisi: 16/46 / Tanggal : 2017-06-18 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : Rere Khairiyah , ,
Pagi hari di Run dimulai pada pukul 05.30. Seusai waktu salat subuh, riuh perahu motor mulai terdengar di pelabuhan. Ketika matahari mulai naik, giliran anak-anak bersekolah. Di pulau itu terdapat empat sekolah. Dua di antaranya sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri yang bebas biaya. Untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas, anak-anak harus merantau ke luar pulau.
Kehidupan di pulau itu cenderung tenang dan sunyi. Tak ada deru mobil atau sepeda motor. Run berpenduduk 2.500 jiwa, terdiri atas 486 keluarga, yang tersebar di tiga rukun tetangga: Kampung Rehatta, Kampung Perkesit, dan Jalan Eldorado. Nama yang terakhir ini berasal dari nama perk (perkebunan) pala Belanda yang dibuka pada pertengahan abad ke-19.
Setelah penaklukan Banda oleh Jan Pieterszoon Coen pada 1621, penduduk Pulau Run dideportasi ke pulau-pulau lain. Dari 1.500 jiwa, yang tersisa hanya 50 orang berusia di atas 12 tahun. Belanda lantas membangun sebuah benteng yang disebut Lochem di sisi barat pulau, tak jauh dari pantai. Kini yang tersisa dari benteng itu hanya fondasinya. Setelah peristiwa pembakaran pohon-pohon pala, pulau itu tidak berpenghuni. Belakangan, pohon pala liar mulai tumbuh kembali berkat perantaraan burung walor di Kepulauan Banda.
Pada 1874, bagian utara pulau seluas 203,6 hektare diolah menjadi perkebunan pala. Disusul bagian selatan pulau…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…