Terapi Jitu Pembuluh Darah Kusut

Edisi: 20/46 / Tanggal : 2017-07-16 / Halaman : 46 / Rubrik : KSH / Penulis : Nur Alfiyah, ,

SEJAK dua tahun lalu, kaki Farhan Helmy mulai sering kram. Setiap bangun tidur, betisnya tegang. Sakitnya tak terperi. Kram menyerang bahkan di saat tak terduga. Beberapa kali dia terjatuh ketika mendadak kakinya tak kuat menopang badan. "Pernah saat jalan ke toilet, saya tiba-tiba ambruk," kata pria 52 tahun ini, Kamis pekan lalu.

Dokter ortopedi mendiagnosis Farhan menderita herniated nucleus pulposus alias saraf kejepit. Dia diminta banyak berenang agar jepitan pada sarafnya berkurang. Tapi, bukannya membaik, Kepala Thamrin School of Climate Change and Sustainability ini malah merasa makin merana. "Rasanya tambah lama kaki tambah kebas," katanya.

Curiga ada masalah lain, dia mendatangi dokter saraf dan melakukan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI). Dari hasil pencitraan, dokter saraf menduga ada sambungan yang tak beres pada pembuluh darahnya. Tapi Farhan hanya diminta berobat jalan.

Berbulan-bulan diterapi, kondisi Farhan memburuk. Suatu waktu, Farhan tiba-tiba kejang dan kakinya sama sekali tak bisa digerakkan. Istrinya, yang panik, sampai harus menyeretnya ke rumah sakit. Diagnosis dokter pun makin bervariasi. Kini dia divonis kena serangan virus. Berbagai obat diberikan, tapi buat Farhan, harapan untuk pulih terasa kian jauh.

Sekembali dari rumah sakit, kaki Farhan makin kaku dan tak bisa digerakkan. Praktis, ke mana-mana ia mesti mengandalkan kursi roda. Selain itu, ia menjadi kesulitan buang air kecil…

Keywords: -

---

Foto Terkait