Pos Pejaten Pengawal Angket

Edisi: 21/46 / Tanggal : 2017-07-23 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wayan Agus Purnomo, Danang Firmanto, Ahmad Faiz


GRUP percakapan di aplikasi WhatsApp yang dibentuk para politikus Panitia Angket Dewan Perwakilan Rakyat mendadak riuh pada Kamis pekan lalu. Akbar Faisal dari NasDem menulis bahwa informasi di grup tersebut telah bocor.

Menurut seorang politikus yang menjadi anggota grup, mereka sempat saling tuding tentang siapa yang membocorkan informasi di dalam forum. Beberapa yang lain langsung keluar dari grup begitu Akbar menginformasikan kebocoran tersebut.

Pangkal kehebohan, kata politikus ini, adalah terusan pertanyaan kepada Akbar dari Tempo. Wartawan majalah ini bertanya apakah benar Panitia Angket akan menghadirkan Ajun Komisaris Besar Hendy Kurniawan untuk menyelidiki prosedur penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi. Hendy adalah polisi yang pernah bertugas di KPK.

Akbar rupanya meneruskan pertanyaan tersebut ke grup WhatsApp itu seraya mengatakan usulnya menghadirkan Hendy adalah materi percakapan di grup. Kepada Tempo, ia membantah mengusulkan pemanggilan Hendy sebagai strategi menyelidiki KPK. "Saya bukan anggota Panitia Angket," ujarnya di kompleks gedung DPR di Senayan pada Kamis pekan lalu.

Benny Kabur Harman dari Partai Demokrat, yang menjabat Wakil Ketua Komisi Hukum, mengkonfirmasi adanya grup WhatsApp tersebut. Ketika ditanyai soal kehebohan pada Kamis pekan lalu, ia hanya berkata singkat, "Ah, tidak ada yang penting di sana."

Diberi nama "Angket KPK", grup WhatsApp ini berisi politikus yang tercatat dan tak tercatat sebagai anggota Panitia Angket. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan politikus Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bukan anggota Panitia, tapi bergabung di grup tersebut. Fahri adalah politikus yang sudah dipecat Partai Keadilan Sejahtera dan paling getol berbicara tentang pentingnya angket untuk KPK.

Sufmi Dasco mengakui pernah menjadi anggota di grup tersebut. Namun dia memilih keluar bersamaan dengan politikus Gerindra lain, seperti Supratman Andi Agtas dan Desmond Junaidi Mahesa. "Soalnya, saya bukan anggota Panitia Angket," ujar Dasco.

Meski Benny mengatakan tak ada yang penting, strategi menyelidiki KPK dibicarakan dalam grup itu. Menghadirkan Ajun Komisaris Besar Hendy Kurniawan salah satu strategi itu. Menurut seorang anggota Panitia Angket, kehadiran Hendy bakal menjadi peluru ampuh mengungkapkan penyimpangan penyidikan di KPK.

Hendy saat ini menjabat Kepala Sub-Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum di Kepolisian Daerah Metro Jaya. Dia bertugas di KPK sejak 2008 dan mengundurkan diri pada 1 November 2012. Hendy mundur karena menilai ada pelanggaran prosedur saat KPK menetapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda S. Goeltom sebagai tersangka suap cek pelawat untuk anggota DPR.

Saat Komisaris Jenderal Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka rekening gendut pada awal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…