Membaca Absurditas Akhudiat
Edisi: 22/46 / Tanggal : 2017-07-30 / Halaman : 46 / Rubrik : TER / Penulis : Kukuh S. Wibowo, ,
Bayangan muram itu perlahan menampakkan wujud sesosok "mayat" beralas tikar. Lalu lima orang bersarung lusuh, bersongkok, dan bertelanjang dada datang dengan mantra berbahasa Madura. Mantra itu mereka ucapkan bersahut-sahutan sembari ada yang bergulung-gulung laksana pemain sirkus dengan tampilan roda menggelinding. Sejenak suasana sunyi. Seorang perempuan datang, meratapi tubuh membujur itu. Ia menjerit histeris, lalu pingsan. "Mayat" tersebut kemudian dibawa ke liang lahad dengan panduan puji-pujian seorang modin desa. Bunga-bunga ditaburkan.
Teater Language, Sumenep, membawakan lakon RE karya Akhudiat itu dengan totalitas tinggi dalam Festival Teater Jawa Timur 2017 bertajuk "Membaca Akhudiat" di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Kamis dua pekan lalu. Mereka mengandalkan adegan-adegan fisik. Jumpalitan, genjotan kaki di dada, serta bunyi debum tubuh terjerembap terdengar jelas.
Di akhir cerita, mereka turun dari panggung, berarak menuju tempat duduk penonton, mengajak audiens ikut berselawat. Tak mudah mencerna cerita yang terkandung dalam RE, juga sosok tinggi-besar berwajah seram (digambarkan mirip ondel-ondel Betawi) yang datang setelah mayat dikubur dan turut dalam arak-arakan ke kursi penonton.
Akhudiat tak secara tegas mengatakan sosok seram itu merupakan personifikasi malaikat, seperti yang diutarakan dalam penjelasannya bahwa semasa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…