Lima Sutradara Bicara
Edisi: 24/46 / Tanggal : 2017-08-13 / Halaman : 48 / Rubrik : TER / Penulis : Prihandoko, Seno Joko Suyono,
LIMA sutradara teater, Fathul A. Husein, Rukman Rosadi, Iswadi Pratama, Yusef Muldiyana, dan Joseph Ginting, merasakan kegelisahan yang sama. Mereka cemas terhadap nasib teater realisme. Dalam sebuah pertemuan di auditorium Institut Kesenian Jakarta, Sabtu dua pekan lalu, mereka mengakui bahwa mazhab teater realis cenderung dianggap jadul.
"Perkembangan paradigma dalam dunia pemikiran teater dan filsafat kontemporer cenderung melegitimasi tumbuhnya teater nonrealis (physical theater) dan performance," kata Fathul Husein, sutradara Neo Theater Indonesia asal Bandung. Namun itu bukan berarti teater realis mati. Mereka menyadari teater realis masih eksis di dunia Barat.
"Lakon-lakon realis Indonesia 1950-1960-an pernah begitu memikat. Tahun itu tahun keemasan bagi naskah realis lokal. Naskah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…