Berutang Bukan Untuk Bermewah-mewah

Edisi: 24/46 / Tanggal : 2017-08-13 / Halaman : 82 / Rubrik : LAPUT / Penulis : MTQ, Praga Utama, Putri Adityo


"Kalau kita bicara infrastruktur, ini bukan masalah mewah-mewahan. Bukan masalah keinginan kita untuk kelihatan seperti apa. Tapi ini sudah jadi kebutuhan, dan keharusan." Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hal itu pada saat berkunjung ke kantor Tempo, Selasa pekan lalu. Menurut dia, infrastruktur Indonesia sudah sangat tertinggal dibanding negara lain. Sebagai gambaran, indeks infrastruktur Indonesia pada 2016 berdasarkan rilis Bank Dunia berada di posisi keenam, di bawah Vietnam.

Sejak krisis ekonomi pada 1998, kata Sri Mulyani, alokasi anggaran negara untuk infrastruktur memang terbatas, hanya sekitar tiga persen dari produk domestik bruto (PDB). Bandingkan dengan Vietnam, yang mencapai 5,7 persen--nomor dua, setelah Cina. Untuk itulah pemerintah Joko Widodo terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Pada 2017, kenaikan anggaran infrastruktur dibanding tahun sebelumnya sangat signifikan, yakni hampir 44 persen, menjadi Rp 387,3 triliun.

Dengan alokasi untuk infrastruktur yang cukup besar, sekitar 18 persen dari total belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, yang mencapai Rp 2.080 triliun, utang menjadi salah satu sumber pembiayaannya. Sudah dua pekan ini isu utang bergulir ke mana-mana, terutama di media sosial. Tambahan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…