Si Laban Yang Terwujud Dan Tak Terwujud
Edisi: 27/46 / Tanggal : 2017-09-03 / Halaman : 54 / Rubrik : IQR / Penulis : Prihandoko, ,
RIFKY Ardiyansyah duduk sambil menyandarkan punggungnya pada sebuah tiang beton di lantai dua Masjid Istiqlal, Jakarta. Pada Rabu sore dua pekan lalu, pria 28 tahun itu terlihat sibuk memainkan telepon selulernya. Sesekali dia mengobrol dengan Tri Priyono, rekannya yang duduk dengan posisi serupa pada tiang beton lain di depannya.
Hampir setengah jam dua sekawan itu bersantai di sana sambil menunggu azan magrib berkumandang. Mereka betah lantaran angin tak henti mengipasi tatkala udara sedang terasa panas dan lembap. Angin itu masuk melalui lubang-lubang pada kerangka logam tak jauh dari Rifky dan Tri bersandar. "Di sini enak. Adem," kata Rifky.
Di Istiqlal, kerangka logam berlubang itu disebut blok kerawang atau blok berlubang. Ia terpasang mengelilingi lima lantai masjid. Tingginya di tiap lantai sekitar 5 meter. Blok-blok kerawang itu merupakan bagian dari 27 kolom vertikal raksasa yang berderet mengelilingi sisi-sisi masjid. Ketinggiannya mencapai 26 meter dengan jarak antarkolom masing-masing 3 meter. Dari luar, kolom vertikal itu tampak seperti dinding Istiqlal.
Arsitek Friedrich Silaban (1912-1984), perancang Istiqlal, pasti memperhitungkan Jakarta yang makin panas ketika mendesain Istiqlal. Sebuah buku baru setebal 533 halaman mengenai Friedrich Silaban karya Setiadi Sopandi, yang terbit pada pertengahan Juni lalu, memberi informasi yang amat lengkap tentang bagaimana Silaban merancang Istiqlal. Sudah banyak tulisan mengenai Silaban. Tapi buku ini menjadi istimewa karena menggunakan gulungan gambar dan data milik Silaban yang selama ini disimpan keluarga.
Dari riset Setiadi terhadap gulungan gambar perencanaan milik Silaban bisa diketahui bahwa blok kerawang sudah ada dalam desain Silaban ketika dia mengikuti sayembara mendesain Istiqlal pada 1955. Menurut Setiadi, Silaban menginginkan bangunan yang dirancangnya bisa menyesuaikan dengan situasi: hujan, terik matahari, dan angin di alam tropis.
***
KETUA Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara mengatakan, melalui blok kerawang, Friedrich Silaban juga memperhitungkan tempias akibat air hujan di Istiqlal. Bukan hanya itu, Silaban juga menciptakan lahan miring di lantai satu masjid,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…