Dua Komponis Dan Disharmoni

Edisi: 28/46 / Tanggal : 2017-09-10 / Halaman : 41 / Rubrik : SN / Penulis : Prihandoko, Seno Joko Suyono,


Sebuah meja, dan laptop di atasnya. Hanya itu perangkat musik yang dihadapi komponis Patrick Gunawan Hartono di gedung Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu dua pekan lalu. Di belakangnya, terbentang sebuah layar berukuran 9 x 16 meter.

Lalu, tatkala bunyi deram, yang membuat ruangan seperti bergetar, keluar dari laptop pria kelahiran 1988 itu, pada saat bersamaan muncul permainan gambar-gambar abstrak geometrik di layar. Gambar tiga lingkaran bergerak saling memilin sendiri. Antara bunyi dan gambar tak sejalan. Bunyi kemudian didominasi permainan efek eksplorasi echo atau gaung. Satu suara diimitasi, kemudian saling ditingkapkan dengan suara lain. Beberapa kali bunyi dibikin menghilang, sayup, lalu terdengar kembali. Volume bunyi sesaat ditinggikan dan sesaat direndahkan. Mengombang-ambingkan suasana.

Patrick adalah komponis elektro-akustik lulusan Codarts University for the Arts, Rotterdam, Belanda. Ia generasi terbaru musik elektronik.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.