Senasib Lebih Karib
Edisi: 29/46 / Tanggal : 2017-09-17 / Halaman : 60 / Rubrik : KSH / Penulis : Nur Alfiyah, ,
MEMILIKI anak berkebutuhan khusus membuat Dian Intania Lesmana mesti memberikan perhatian ekstra. Setiap pekan, anaknya yang berusia 12 tahun, Pranarya Raputra, mesti mendatangi dokter untuk dicek kondisinya. Dua kali dalam sepekan, Arya juga mesti ikut kelas terapi, dari terapi motorik kasar, okupasi, sampai terapi wicara. "Begitu pekerjaannya, bolak-balik ke dokter dan terapis," kata Dian, Selasa pekan lalu.
Dokter mendiagnosis Arya menderita sindrom Dandy Walker sejak dalam kandungan. Otak kecil (cerebellum), yaknibagian dari sistem saraf pusat yang terletak di atas batang otakyang bertugas mengontrol gerak dan keseimbangan, membantu belajar, serta mengingat kemampuan motorik, tak berkembang. Wilayah otak kecil ini tergantikan oleh cairan yang menyebabkan hidrosefalus.
Karena otak kecilnya tak tumbuh, Arya ada kemungkinan akan lumpuh dan menderita banyak masalah lain. Dokter menyarankan Dian menggugurkan kandungannya, tapi ia dan suaminya menolak. Mereka memutuskan membesarkan anaknya. Selain otak kecil yang tak berkembang, Arya terlahir dengan kelainan jantung bawaan dan sumbing di bagian bibir, gusi, sampai ke langit-langit mulut.
Kondisi ini membuat perkembangan Arya jauh lebih lambat dibanding kawan-kawan seusianya. Sampai usia enam tahun, Arya belum bisa berjalan. Bicaranya juga ketinggalan.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…