Perburuan Orang-orang Tanpa Status

Edisi: 29/46 / Tanggal : 2017-09-17 / Halaman : 86 / Rubrik : INT / Penulis : Idrus F. Shahab, ,


PEREMPUAN muda itu menangis sepanjang hari. Semingguan dalam kejaran tatmadaw atau tentara Myanmar dan warga Rakhine yang membencinya, di tepi Sungai Nav yang cokelat berlumpur, Begum Fatia, 25 tahun, baru sadar betapa ia kehilangan laki-laki yang baru dinikahinya, lima orang adik yang disayanginya, serta kedua orang tuanya. Begum adalah warga sebuah desa di Distrik Maungdaw, Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Begum pingsan berkali-kali setelah berhasil melintasi sungai yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh itu. Kala mengigau, disebutkannya nama-nama orang yang telah pergi sambil sesekali bergumam: ia ingin pulang.

Namun Bangladesh bukan "rumah". Sebelum pingsan, dari perahu kayunya yang oleng, Begum memang melihat orang-orang Bangladesh di seberang sungai melambaikan tangan dan berteriak: "Ambil jalan ini, ambil jalan ini." Mereka melindungi para pengungsi dari kejaran tentara Myanmar dan batu-batu karang yang sering bikin perahu karam. Tapi sekarang tentara Bangladesh tidak lagi membiarkan orang-orang Rohingya dari negeri sebelah melintasi sungai. "Rumah" mereka bukan di Bangladesh.

Di bantaran Sungai Nav, berkumpul komunitas baru: Begum yang pengantin baru,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…