Revolusi Berlanjut Di Pelaminan

Edisi: 31/46 / Tanggal : 2017-10-01 / Halaman : 124 / Rubrik : INT / Penulis : Kurniawan, ,


JALAN Habib Bourguiba, yang namanya dipungut dari nama Presiden Tunisia pertama, tampak sibuk pada Kamis pagi pekan lalu. Seperti biasa, bermacam-macam perempuan berjalan lalu-lalang di kawasan pusat belanja terkenal di pusat kota Tunis, ibu kota Tunisia, itu. Sebagian mengenakan kaus dan rok mini, sebagian lagi mengenakan gaun panjang atau hijab-keberagaman yang langka di dunia Arab.

Meskipun hukum Tunisia tentang hak-hak perempuan paling maju di kawasan itu, perjuangan para perempuan untuk mendapat haknya masih panjang. Penelitian paling baru dari pemerintah, yakni sejak 2010, menyatakan separuh perempuan Tunisia menjadi korban beragam kekerasan berbasis gender, baik secara fisik, seksual, maupun verbal.

Namun nasib perempuan di sana sebentar lagi akan berubah. Beberapa hari sebelumnya, Kementerian Kehakiman Tunisia mengumumkan bahwa pemerintah telah menghapus Undang-Undang Tahun 1973 yang melarang perempuan Tunisia menikah dengan lelaki nonmuslim. "Selamat kepada para perempuan Tunisia atas pengukuhan hak untuk bebas memilih pasangannya," demikian ditulis Saida Garrach, juru bicara Presiden Beji Caid Essebsi, di akun Facebook, Jumat dua pekan lalu.

Reformasi aturan perkawinan ini merupakan perintah Essebsi. Lelaki 91 tahun itu menyeru pemerintah untuk menghapus aturan tersebut karena melanggar konstitusi baru, yang ditetapkan pada 2014 setelah "Musim Semi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…