Hikayat Granat Dari Kazanlak

Edisi: 33/46 / Tanggal : 2017-10-15 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Anton Septian, Andita Rahma, Dias Sasongko


RAPAT di ruang pertemuan Gudang Unex Area Kargo Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, dimulai menjelang isya, Selasa pekan lalu. Pesertanya berasal dari Kepolisian RI, Tentara Nasional Indonesia, dan Direktorat Jenderal Bea-Cukai.

Ada sekitar 20 orang di ruang itu, termasuk Kepala Korps Brigade Mobil Polri Inspektur Jenderal Murad Ismail dan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Mayor Jenderal Hartomo. Mereka meriung untuk membicarakan keberadaan 280 pucuk pelontar granat 40 x 46 milimeter Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) dan 5.932 butir granat 40 x 46 mm RLV-HEFJ milik Brimob yang dibeslah di Gudang Unex.

Senjata dan amunisi buatan pabrik Arsenal di Bulgaria tersebut disita sesaat setelah pesawat kargo Ukraine Air Alliance yang membawanya dari Bandara Burgas, Bulgaria, mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat tengah malam dua pekan lalu.

Hampir satu jam kemudian, peserta pertemuan beranjak ke gudang untuk mengecek senjata dan dokumen yang menyertainya. Mereka membongkar 28 kotak kayu pembungkus senjata dan 71 kotak penyimpan amunisi, menilik isinya, lalu membandingkannya dengan manifes. Empat puluh menit di dalam gudang, pemeriksaan diakhiri dengan penandatanganan berita acara oleh empat pihak: Bais, Brimob, Bea-Cukai, dan PT Mustika Dutamas sebagai pengimpor senjata tersebut.

Pengecekan senjata itu juga diumumkan Polri, mula-mula melalui akun Instagram resmi Divisi Hubungan Masyarakat Polri, @divisihumaspolri. Berdasarkan pengecekan, menurut akun tersebut, senjata dan amunisi sesuai dengan dokumen impornya. "Hasilnya akan disampaikan di Kemenkopolkam," kata juru bicara Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, Rabu pekan lalu, membenarkan informasi yang diunggah akun itu. Belakangan, unggahan tersebut dihapus.

Jenis dan jumlah senjata serta amunisinya memang sesuai dengan dokumen. Tapi jenis amunisi tak sesuai dengan klaim Setyo dan Murad Ismail sebelumnya, yang menyatakan peluru tersebut untuk melumpuhkan, bukan mematikan. Hulu granat tersebut tajam-ciri peluru militer. Peluru yang punya daya jangkau hingga 400 meter ini pun memiliki enam ulir. Ini penanda bahwa dalam waktu kurang dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…