Tiga Penyair Menguak Lekra

Edisi: 33/46 / Tanggal : 2017-10-15 / Halaman : 86 / Rubrik : IQR / Penulis : Nurdin Kalim, Prihandoko ,


INDONESIA pada 1960-an. Suasana aktivitas kepenyairan begitu dinamis di sini. Pada masa itu, puisi tumbuh subur. Yang produktif melahirkan puisi antara lain para sastrawan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Lembaga yang berdiri pada 17 Agustus 1950 itu, dalam laporannya di Konferensi Nasional Lekra di Medan pada 1963, menyatakan selama 12 tahun berkiprah di lapangan kebudayaan, sastrawan Lekra paling produktif melahirkan puisi dibandingkan dengan prosa ataupun hasil karya kesenian lain.

Puisi mereka bertebaran di Harian Rakjat edisi Minggu. Koran milik Partai Komunis Indonesia itu secara rutin memuat beberapa puisi hasil seleksi kiriman para penyair kiri dan anggota Lekra. Dalam seminggu, rata-rata ada 40 pengirim puisi. Sejak 1957, koran itu juga memiliki tradisi setiap akhir tahun memilih puisi terbaik bersama cerita pendek, cerita bersambung, naskah lakon, esai, dan karya terjemahan.

Boleh dibilang, dalam tradisi kesusastraan Lekra, puisi mendapat tempat yang istimewa. Dalam rapat-rapat akbar, selalu ada pembacaan puisi. Agaknya, hal ini dilakukan karena waktu itu puisi merupakan alat paling ampuh untuk menyampaikan gagasan partai atau ideologi Lekra lantaran corak dan bentuknya paling sederhana serta mudah dicerna masyarakat bawah.

Tiga di antara deretan penyair Lekra yang saat itu menggelorakan gairah sastra…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…