Penyair ‘tak Seorang Berniat Pulang’
Edisi: 33/46 / Tanggal : 2017-10-15 / Halaman : 97 / Rubrik : IQR / Penulis : Nurdin Kalim, Prihandoko ,
SUATU hari setelah pulang dari Pulau Buru pada 1979, HR Bandaharo mendapat sambutan khusus dari Martin Aleida. Dengan mobilnya, Martin mengajak "senior"-nya di Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) itu jalan-jalan berkeliling Jakarta. "Setelah keliling Jakarta, kami kemudian makan di restoran Padang di kawasan Sabang," kata Martin, sastrawan Lekra, mengenang peristiwa 38 tahun lalu itu.
Hubungan Martin, 73 tahun, dengan Bandaharo menjadi dekat sejak sang penyair pulang dari Buru. Perkenalan mereka bermula ketika sama-sama sering berkumpul di kantor Lekra di Jalan Cidurian 19, Jakarta Pusat, pada 1962. "Saat itu Banda berusia 45 tahun. Sosoknya pendek, tegap, dan berkulit agak hitam dengan mata kiri sering berkedip," ujar Martin. Sebetulnya, menurut Martin, ia mengenal Bandaharo sejak masih di Medan. "Waktu saya masih duduk di bangku SMA (sekolah menengah atas) di sana, Banda sudah menjadi penyair terkenal di Medan."
HR Bandaharo salah seorang penyair penting yang tak banyak muncul dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Dia termasuk pengarang Angkatan Pujangga Baru. Puisi-puisinya lugas, menyuarakan perlawanan rakyat terhadap penindasan dan segala macam ketidakadilan. Ia kemudian dikenal sebagai penyair yang berpihak kepada perjuangan rakyat yang tertindas.
Salah satu puisinya yang terkenal, "Tak Seorang Berniat Pulang", melambungkan nama penyair kelahiran Medan pada 1917 itu. Banyak yang hafal petikan puisi tersebut: Tak seorang berniat pulang/walau mati menanti. Pada masanya, puisi itu juga bergaung di ajang-ajang lomba deklamasi. Boleh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…