Pegiat Dialog Lintas Agama, Muhammad Nurayn Ashafa Dan James Movel Wuye: Jauhkan Upaya Mempolitisasi Agama
Edisi: 35/46 / Tanggal : 2017-10-29 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Debra Yatim, Shinta Maharani,
KONFLIK antarumat beragama berkepanjangan di Nigeria menyeret Muhammad Nurayn Ashafa dan James Movel Wuye menjadi musuh bebuyutan. Seperti banyak pemuda lain, keduanya terlibat saling serang dan bunuh di Kaduna, provinsi berjarak 163 kilometer ke arah utara dari Ibu Kota Abuja, yang menjadi satu titik api di tengah perpecahan yang menelan 20 ribu jiwa.
Imam Ashafa, kini 58 tahun, lahir dari keluarga ulama penganut Sufi. Namun pemahamannya lebih banyak dipengaruhi ajaran Salafi. Adapun Pastor James, yang lebih muda setahun, adalah mantan alkoholik yang tobat. Tamat sekolah menengah, dia menjadi klerus setelah bergumul dengan pamannya, anggota gereja Sidang Jemaat Allah (Assembly of God).
Perseteruan mereka bermula dari organisasi religi. Ashafa adalah Sekretaris Jenderal Majelis Pemuda Muslim (Muslim Youth Council), yang lantang menyerukan pemberlakuan syariat Islam dan propaganda anti-Amerika di Nigeria. Sedangkan James aktif mewakili gerejanya di sejumlah organisasi. Salah satunya Asosiasi Pemuda Kristen Nigeria (Youth Christian Association of Nigeria). Saat konflik pecah di Kaduna pada 1992, keduanya membentuk kelompok milisi berbendera agama.
Atas nama Islam-Kristen- menempati proporsi hampir seimbang di antara 105 juta penduduk Nigeria- pula mereka kehilangan banyak hal. Imam Ashafa kehilangan dua sepupu dan guru spiritualnya yang tewas terbunuh, sementara tangan kanan Pastor James putus dan kini harus mengenakan lengan prostetik. Selama tiga tahun, yang ada di benak keduanya hanyalah hasrat membunuh. "Saya mencari-cari Pastor James untuk membalas dendam," ujar Ashafa.
Garis hidup berkata lain. Pada Mei 1995, keduanya akhirnya berhadapan. Bukan di palagan, melainkan di sebuah rapat lintas kelompok di kediaman gubernur untuk membahas imunisasi. Idris Musa, wartawan lokal, menjadi makcomblang mereka. Musa meyakini Ashafa dan James punya kekuatan memulihkan luka akibat konflik agama di Nigeria, yang tersulut sejak 1980-an akibat kemerosotan ekonomi, kekacauan politik, dan kebangkitan ekstremis keagamaan.
Intuisi itu tidak meleset. Setelah mengalami pelbagai pergolakan batin, rekonsiliasi perlahan-lahan terbangun. Ashafa dan James mendirikan Pusat Mediasi Lintas Iman (Interfaith Mediation Centre). Organisasi beranggota 20 ribu orang ini aktif mendorong dialog antaragama dan melatih anak-anak muda Nigeria menjadi aktivis perdamaian. Mereka kerap berbagi pengalaman rekonsiliasi itu di berbagai forum internasional, seperti yang berlangsung di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu dua pekan lalu. "Kami ingin berbagi wawasan dan semangat kerja sama untuk mencapai harmoni," kata James kepada Debra Yatim dan Shinta Maharani dari Tempo dalam wawancara khusus di sela lokakarya.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…