Meraga Jam, Alif, Dan Stupa Induk Borobudur
Edisi: 41/46 / Tanggal : 2017-12-10 / Halaman : 38 / Rubrik : SN / Penulis : Shinta Maharani , ,
HUJAN gerimis. Langit hitam. Cahaya yang menyorot stupa induk membiaskan sebuah suasana yang susah diucapkan malam itu. Magis. Dari batu putih berserakan dan bertumpukan yang ditata oleh perupa Hanafi di panggung terbuka Aksobya, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, penari Nungki Kusumastuti, Maria Darmaningsih, dan Ni Nyoman Sudewi menarik kain putih panjang.
MeRAGA Jam, karya yang dipertunjukkan ketiga penari itu bersama seorang pelatih yoga, Yudhi Widyantoro, 24 November lalu, merupakan bagian dari Borobudur Writers & Cultural Festival 2017 bertema "Gandawyuha". Set yang dibuat Hanafi impresif. Susunan batu yang bolong di bagian tengahnya sekilas mirip reruntuhan candi atau kota. Obor dipasang di pinggir panggung.
Dalam sebuah penelitian astronomi yang pernah dilakukan, Borobudur disebut sebagai kalender waktu raksasa. Bayang-bayang stupa induk Borobudur sejak pagi sampai sore bisa digunakan untuk mengidentifikasi waktu dan musim. Hanafi memandang Borobudur sebagai sebuah jam besar. Kain-kain yang ditarik mungkin lambang dari jarum-jarum.
"Perjalanan Sudhana pada dasarnya adalah perjalanan yoga dalam lorong waktu," kata Yudhi Widyantoro. Borobudur Writers kali ini mengambil tema "Gandawyuha". Gandawyuha adalah relief utama Borobudur yang berada di lorong 2, 3, dan 4 candi itu. Lebih dari 406…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.