Sebuah Film Yang Tak Diindah-indahkan
Edisi: 41/46 / Tanggal : 2017-12-10 / Halaman : 56 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,
Sutradara Pilihan, Wicaksono Wisnu Legowo Turah
FILM Turah biasa saja. Gambarnya biasa. Karakter orang-orangnya juga biasa. Tak ada hal simbolis dan puitis yang harus diinterpretasikan macam-macam. Semua disajikan begitu saja, tak dipoles, tak diindah-indahkan. Namun justru itulah yang disepakati dewan juri Film Pilihan Tempo sebagai kekuatan utama film ini. Sebuah potret kemiskinan yang ditangkap sebagaimana adanya. Dan sutradara muda Wicaksono Wisnu Legowo berada di balik kekuatan itu.
Arahan dari Wisnu-panggilan akrabnya-dalam film Turah begitu matang dan cermat hingga menghasilkan film fiksi tapi seperti nyata. Menonton film ini mirip menyaksikan sebuah dokumenter yang memotret situasi riil sebuah kampung. Interaksi Turah dan tokoh lain tak dibuat-buat, seperti suasana sehari-hari di suatu kampung. Dari menghidupkan genset untuk menerangi seluruh kampung saat malam datang hingga bergantian menyediakan makanan untuk seorang nenek sakit dan cucunya. "Film ini adalah sinema dengan perspektif yang segar," kata salah satu juri, Seno Gumira Ajidarma.
Kampung Tirang yang menjadi latar film ini benar ada. Tirang adalah sebuah kampung yang menempati tanah timbul di tengah muara pesisir Tegal, Jawa Tengah, yang boleh dikatakan terisolasi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…