Revolusioner Tua Yang Taat Aturan Main

Edisi: 05/20 / Tanggal : 1990-03-31 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis :


SAMPAI pun di meja bridge, kata orang, Deng Xiaoping memegang teguh aturan permainan. Pemain bridge yang konon dikategorikan setaraf pemain internasional ini, tentu saja, tak bermain demi uang. Deng punya aturan: siapa kalah harus dihukum merangkak di bawah meja. Dan memang, musuhnya harus sering berdiri dari kursi, lalu merangkak di bawah meja.

Suatu ketika Deng kalah. Dengan tergesa-gesa musuhnya, mungkin sungkan, minta Deng tak usah merangkak. "Tidak, saya harus merangkak. Itu aturan mainnya." Lalu ia tanpa kikuk menjalankan hukuman itu.

Adakah pengunduran diri Deng dari jabatan ketua Komisi Pusat Militer Negara pekan lalu juga karena ia berusaha konsekuen menjalankan "aturan main", susah dikonfirmasikan. Yang jelas, 10 tahun yang lalu, dalam sebuah pidatonya tentang kepemimpinan di depan Komite Sentral Partai, ia mengisyaratkan agar orang-orang muda yang punya kepandaian dipromosikan. "Kita harus secara bebas mempromosikan dan memanfaatkan para tokoh muda yang profesional dan punya pengalaman," kata Deng.

Boleh jadi, pengunduran dirinya dimaksudkan sebagai contoh. Sebuah cara regenerasi tanpa guncangan, mungkin. Tahun lalu, dalam demonstrasi mahasiswa yang berakhir dengan pembantaian Tiananmen, Juni, kritik yang dilontarkan antara lain kepemimpinan Cina yang sebagian besar terdiri dari para gaek. Lima bulan kemudian, Deng, waktu itu 85 tahun sudah, menyatakan mundur dari jabatan ketua Komisi Militer Pusat Komite Sentral Partai Komunis Cina. (Jabatan ini berbeda dengan ketua Komisi Militer Pusat Negara. Yang "Negara" hanya bersifat sebagai penasihat, yang "Partai" punya garis komando langsung terhadap militer, yakni Tentara Pembebasan Rakyat.).

Tokoh yang tak cepat tampak di antara orang-orang ini -- karena tingginya hanya 147,5 cm, tergolong pendek untuk ukuran orang Asia pun -- dalam sejarah Cina berputar bagaikan roda. Sekali di bawah, sekali di atas. Pada 1953 ia dipercaya menjadi menteri keuangan. Bahkan kemudian, pada 1956, ia terpilih menjadi anggota komite tetap Politbiro dan sekretaris Komite Sentral. Tapi jabatan itu harus ia lepaskan karena barisan Pengawal Merah pun menyeret Deng sebagai "musuh revolusi".

Namanya direhabilitasi pada 1974. Tapi dua tahun kemudian ia tersingkir lagi karena dituduh sebagai "pemilih jalan kapitalis". Setahun kemudian ia ditarik dalam lingkaran para elite politik lagi, dan pada 1981 ia menduduki kursi ketua Komisi Militer Pusat Komite Sentral Partai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…