Deng Bagai Jarum Dalam Kapas
Edisi: 05/20 / Tanggal : 1990-03-31 / Halaman : 61 / Rubrik : SEL / Penulis :
MENDUNG tebal menjepit karier Deng Xiaoping dalam masa "Perjalanan Panjang" (long march). Ia diadili dalam rapat-rapat perjuangan. Digeser dari segala kedudukan, baik dalam tentara maupun dalam partai. Ia berada di bawah pengawasan ketat, sedangkan istrinya sudah meninggalkannya. Kendati itu bukan nadir dari karier politiknya, toh masa itu benar-benar masa sukar buat Deng.
Sebagian dari cerita tentang Deng pada masa itu jelas tak berdasar. Tak ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa ia benar-benar dikirin ke kamp kerja paksa. Padahal, cerita tersebut beredar luas. Ia memulai Perjalanan Panjang sebagai seorang petugas Departemen Politik Tentara Merah. Dan bukan seorang pemikul beban seperti yang dilukiskan oleh legenda-legenda tentang kehidupannya. Seperti juga para pemimpin Cina lainnya, kehidupan pribadi dan riwayat hidupnya penuh dengan teka-teki.
Kehidupan dan karier politik Deng istimewa bagaikan roda, sebentar di atas sebentar di bawah. Di masa Perjalanan Panjang, 1935, Partai Komunis Cina (PKC) mengadakan rapat di sebuah kota kecil yang bernama Zunyi. Dalam rapat itu Mao terpilih sebagai ketua PKC. Sejak saat itu pula Mao dan Maoisme berkibar di Cina. Zunyi jelas-jelas mengubah hidup Deng -- dari status rendahan jadi menanjak. Kariernya tiba-tiba menjulang, lantaran ia mendukung dan mengikuti Mao.
Deng berusia 30 tahun ketika mengikuti Perjalanan Panjang. Ia anak seorang pejabat rendah di Distrik Guangan, Provinsi Sichuan, sekitar 60 mil dari Chongqing. Sebagai seorang pendukung Mao, ia telah cukup banyak menderita lantaran kata-katanya yang tajam. Sichuan terkenal dengan makanan pedasnya. Orang provinsi itu dikenal pula dengan kata-kata dan ucapannya yang sering membuat telinga orang menjadi merah.
Deng meninggalkan rumah dan keluarga pada usia yang muda sekali. Ia masuk sekolah lanjutan pertama dan kemudian mengambil kursus khusus untuk mempersiapkan anak-anak muda pergi ke Prancis, yang diorganisasikan dalam program setengah kerja setengah belajar. Pada usia 16 tahun ia bergabung dengan 92 anak muda lain yang berlayar menuju Prancis.
Di Paris Deng mula-mula bekerja di pabrik Renault dan kemudian sebagai juru api lokomotif. Kantungnya kempis sehingga ia tak mampu membeli makanan. "Biasanya aku sudah puas kalau bisa membeli sebuah croissant dan segelas susu," ceritanya suatu kali pada Jenderal Yang Shangkun (sekarang presiden). Ia percaya, badannya yang kontet (tingginya hanya lima kaki) disebabkan oleh dietnya yang kelewatan di masa remaja.
Masa-masa hidupnya di Paris meninggalkan bekas dalam: kecintaan pada makanan Prancis. Pada 1974 ia dikirim sebagai ketua delegasi Cina pada Konperensi Ekonomi PBB di New York. Uang saku yang diperolehnya hanya 30 yuan -- 16 dolar Amerika. Ia putuskan menghabiskan uang itu untuk membeli makanan yang paling disukainya: croissant.
Huang Hua, ketua misi permanen Cina di badan dunia itu, menganjurkan agar Deng bersabar. Menunggu sampai mereka tiba di Paris dalam perjalanan pulang. Dengan demikian, akan dapat croissant asli dan segar. Deng mengikuti anjuran itu. Ia menahan air liurnya di New York dan baru membeli seratus buah croissant di Paris. Setibanya di Beijing, sebagian dikirimkannya kepada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…