Plus Minus Armada Bekas
Edisi: 15/24 / Tanggal : 1994-06-11 / Halaman : 26 / Rubrik : EB / Penulis : IVH
MURAH tapi bermutu. Itulah ambisi manusia yang kadang tidak mengindahkan akal sehat. Di mana dan kapan saja, barang yang bermutu itu selalu mahal, tak mungkin tidak. Tapi memang ada upaya untuk membuktikan sebaliknya, dan itulah yang kira-kira pas dengan kasus pembelian 39 kapal perang eks Jerman Timur.
Bahwa yang dipilih kapal bekas, ya, tentu karena murah. Sesudah mengalami "demiliterisasi", ke-39 kapal itu cuma dihargai US$ 12 juta. Namun, ketika dihitung-hitung biaya reparasi, modifikasi, dan alat-alat navigasinya, dari hanya US$ 12 juta, harga melonjak ke US$ 480 juta. Jatuhnya mahal, hingga tim Departemen Keuangan berpikir keras untuk meluluskannya.
Sementara soal harga belum tuntas, KRI Teluk Lampung -- satu dari sembilan kapal pendarat LST yang dibeli -- terseok dihajar badai di perairan Spanyol, Jumat pekan lalu. "Kok, kena badai saja sudah loyo?" demikian celoteh orang pinggir jalan.
Padahal, calon-calon pengganti 42 kapal armada TNI AL yang sudah uzur itu tergolong kapal perang baru yang dibangun di dok Peenewerft, Wolgast. Paling tua, sembilan kapal penyapu ranjau…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…