Setelah Era Maradona

Edisi: 18/20 / Tanggal : 1990-06-30 / Halaman : 67 / Rubrik : OR / Penulis :


MARADONA dan Gullit mulai tenggelam. Gary Lineker, pencetak
gol terbanyak Piala Dunia 1986 di Meksiko, bernasib sama.
Gianluca Vialli dari tim tuan rumah serta pemain terbaik
Eropa 1989, Marco van Basten dari Belanda, juga tak begitu
cemerlang. Justru trio pemain Jerman Barat, Rudi Voeller,
Jurgen Klinsman, dan Lothar Matheus, menunjukkan kelasnya.

; Tapi ada "muka baru" yang muncul. Dialah Salvatore
Schillaci, ujung tombak tim Italia. Pelatih tuan rumah,
Azeglio Vicini, yakin bahwa Italia bakal lolos ke final dan
juara dunia untuk keempat kalinya setelah melihat permainan
Schillaci ini. Dua gol yang diciptakannya ke gawang Austria
dan Ceko-Slovakia (di babak pertama) membuat nama Schillaci
makin disegani pemain belakang lawan. Pemain yang dilahirkan
di Kota Palermo 26 tahun silam ini punya naluri yang kuat
untuk merobek barisan pertahanan lawan dan menciptakan gol.
Belum lagi caranya mengolah bola serta larinya yang kencang.

; Toto -- begitu panggilan akrab Schillaci -- mulai dikenal
setelah ia bergabung dengan klub Juventus dalam kompetisi
1989-90 yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…