Karena Tsunami

Edisi: 15/24 / Tanggal : 1994-06-11 / Halaman : 42 / Rubrik : NAS / Penulis : PTH


DESA Pancer benar-benar babak-belur. Badai tsunami setinggi 5 meter menggulung desa di bibir pantai selatan, di Kecamatan Pasanggrahan, Banyuwangi, Jumat dini hari yang lalu. Sekitar 75 jiwa melayang, 17 orang hilang, 213 rumah rusak atau hancur sama sekali, dan 60 perahu ringsek. Segelintir rumah saja yang sanggup berdiri. Seisi kampung pun berkabung.

Di situ, Mohamad Asyik meratapi nasibnya. Seorang anaknya mati tertimbun reruntuhan rumah. Yang seorang lagi, anak perempuannya, bersama cucunya, hilang terseret air bah. "Semua orang mati. Tapi kenapa cucuku harus melakoninya dengan cara begini rupa," ujar kakek 60 tahun ini. Yang ia herankan, ketika air bah menerjang, ia tengah melaut, sekitar 6-7 km dari desanya. "Perahu saya bergoyang pun tidak," tutur nelayan tua itu heran.

Tak hanya Desa Pancer yang berduka. Tsunami itu juga menyerang banyak dusun di sepanjang pantai selatan Jawa Timur, meliputi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Malang, dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?