Tidak Cuma 10 Jam Dari Beijing ; Setelah 23 Tahun Berseteru

Edisi: 24/20 / Tanggal : 1990-08-11 / Halaman : 22 / Rubrik : NAS / Penulis :


SEJARAH berubah, meskipun tidak mendadak. Setelah hampir seperempat abad,
buat pertama kalinya Senin sore pekan ini seorang perdana menteri Cina
disambut di Jakarta. Maka, ketika Presiden Soeharto mengatakan kepada Perdana
Menteri Li Peng, "Kedatangan Anda ke sini merupakan tonggak sejarah buat
kita," -- seperti yang ditirukan oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono
kepada TEMPO -- pemimpin Indonesia itu mengatakan sesuatu yang tidak
berlebihan.

; Apa yang terjadi memang luar biasa. Tak mengherankan bila di balik kelancaran
penyambutan resmi, ada detail yang aneh.

; Tiba-tiba saja, misalnya, undangan Jamuan makan kenegaraan untuk menyambut
petinggi Cina itu di Istana Negara -- dijadwalkan Selasa malam pekan ini
terpaksa mengalami cetak ulang. Ternyata, nama istri Li Peng tak mau
dicantumkan di dalam undangan itu sebagai Mrs. Li Peng. Sang nyonya ingin
disebut sebagai Madame Zhu Lin dalam undangan.

; Kebiasaan ini nampaknya lazim bagi pimpinan Partai Komunis Cina: janda Mao
Zedong lebih kondang dengan nama Jian Qing, istri Zhou Enlai lebih suka
disebut Madame Deng Yingzhao.

; Bahwa kebiasaan itu tak disadari oleh tuan rumah, maklumlah: sudah sekian
lama Pemerintah RI tak kedatangan tamu penting dari Cina.

; Pejabat tertinggi RRC yang terakhir berkunjung ke Indonesia adalah Presiden
Liu Shaoqi, pada 1963. Sebelumnya, PM Zhou Enlai yang menghadiri Konperensi
Asia Afrika di Bandung, 1955. Kini, 1990 setelah 10 jam terbang dari Beijing,
pesawat Boeing 707 milik pemerintah Republik Rakyat Cina masuk ke Bandara
Halim Perdanakusuma, mengangkut rombongan Perdana Menteri Li Peng yang
berjumlah 84 orang -- termasuk 20 wartawan. Di dalamnya juga terdapat Menlu
Qian Qichen dan Menteri Perdagangan Luar Negeri (ina Zhen Tuobing.

; Hari baik itu (cuaca Jakarta, kata Li Peng kepada Pak Harto, "Ternyata tak
sepanas yang saya duga") mengawali pertemuan resmi. Selasa, presiden Indonesia
dan perdana menteri Cina berjumpa dalam agenda pembicaraan paralel. Lalu, pada
hari berikutnya, Rabu pekan ini, dua pemimpin tadi menorehkan tanda-tangannya
dalam sebuah nota Memory of Understanding (MOU) untuk melelehkan kembali
hubungan diplomatik RI-Cina yang sempat membeku sejak 1967 silam sebuah
rentang waktu yang cukup…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?