Menembus Beijing Memandang Shanghai
Edisi: 24/20 / Tanggal : 1990-08-11 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis :
Dalam perjalanan Menteri Luar Negeri Alatas ke RRC pada 1-4 Juli lalu, ikut
dua wartawan TEMPO: A. Dahana dan Diah Purnomowati. Setelah tugas peliputan
selesai, mereka tinggal di Beijing untuk beberapa hari dan, dalam perjalanan
menuju Hong Kong, keduanya singgah di Shanghai dan Guangzhou (Kanton). Berikut
ini adalah kesan-kesan perjalanan mereka selama sepuluh hari.
; KAMI saksikan Beijing luas, indah, dan bersih. Jalan protokol mempunyai 4-5
jalur dengan jalur sepeda di kedua tepinya. Rakyat bersepeda ke mana-mana,
bahkan sampai tengah malam. Kami lihat hanya sedikit sepeda motor, tapi mobil
pribadi cukup banyak. Umumnya, taksi menggunakan mobil sedan merek Toyota dan
Nissan, bahkan ada juga Mercedes. Ongkos awal Y 6,80 (Y 1 = Rp 395) dengan
penambahan Y 1,20 untuk mobil besar, hanya Y 0,80 untuk yang kecil.
; Angkutan rakyat adalah bis. Sebagian bis di Beijing berbentuk trolley --
memakai tenaga listrik seperti trem -- dengan sopir yang umumnya wanita.
Hampir selalu bis dipenuhi penumpang yang berdiri. Ongkosnya hanya lima sen.
Ada nomor dan rute di bagian depan bis itu. Kalau belum jelas, ada teriakan
dari kondektur dan sopir lewat pengeras suara.
; Sebagian besar penduduk Beijing tinggal dalam flat Pemerintah yang berderet
memenuhi kota. Setiap keluarga hanya mendapat dua buah kamar kecil dengan sewa
murah sekali, hanya Y 5 per bulan. Jumlah yang sama harus dibayar untuk
telepon dan listrik. Biaya hidup di negara ini memang murah, tapi gaji pegawai
juga kecil. Seorang asisten dosen, misalnya, hanya memiliki Y 50 tiap
bulannya. Itu sangat pas-pasan untuk hidup.
; Harga-harga miring tidak berlaku untuk turis dan rombongan wartawan tamu.
Ongkos menginap semalam di Gedung Negara adalah US$ 98.
; Belum biaya makan setiap hari sekitar US$ 40. Bis yang disediakan Pemerintah
untuk mengangkut rombongan kami -- wartawan Indonesia yang berjumlah 11 orang
-- biayanya Y 1.100 untuk tiga hari.
; Saat itu, Beijing sedang menghadapi dua kegiatan besar. Sensus penduduk, yang
sudah dimulai awal Juli, dan Asian Games September mendatang. Spanduk yang
umumnya berwama merah bertempelan di mana-mana. "Sukseskan Asian Games untuk
kejayaan Kota Beijing", bunyi salah satu poster dalam bahasa Inggris.
; Dalam tiga tahun terakhir ini, RRC ngebut membangun segala persiapan untuk
peristiwa olahraga besar itu. Bermunculan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…