Upaya Para Saksi Memojokkan Sumarlin

Edisi: 15/24 / Tanggal : 1994-06-11 / Halaman : 80 / Rubrik : HK / Penulis : IQH

PENGADILAN Negeri Jakarta Pusat seolah-olah menjadi kantor Bapindo yang baru, sejak pekan lalu. Pada hari Selasa, misalnya, lima bekas direktur Bapindo -- Adhi Sugondho, Sjahrizal, Bambang Kuntjoro, Towil Heryoto, dan Subekti Ismaun -- datang ke pengadilan untuk tampil sebagai saksi. Sabtu pekan lalu, kembali Subekti Ismaun datang.

Kecuali Adhi Sugondho, keempat mantan direksi ini semuanya berstatus sebagai tersangka -- kabarnya berkas perkaranya akan dilimpahkan ke pengadilan pada bulan ini juga. Keempatnya berangkat dari rumah tahanan Kejaksaan Agung, tempat mereka berdiam selama dua bulan ini.

Persidangan yang menghadapkan terdakwa Eddy Tansil memang sudah memasuki babak penting. Pertanyaan kunci untuk saksi adalah di seputar turunnya kredit raksasa itu. Mengapa para direksi Bapindo meloloskan kredit besar itu di luar prosedur yang wajar, dan mengapa jumlahnya sampai sedemikian besar? Dari persidangan inilah terungkap bahwa peran Sumarlin, yang kini menjadi Ketua BPK, dan Sudomo, kini Ketua DPA, punya pengaruh yang besar. Setidaknya begitu menurut para saksi.

Referensi Sudomo jelas disebutkan sebagai hal yang melicinkan jalan untuk Eddy Tanzil membobol uang Bapindo. Berbekal secarik katebelece dari Sudomo itu, permohonan kredit Eddy bisa meluncur mulus seperti melaju di jalan tol. Permohonan itu tak melewati pembahasan oleh cabang. Bahkan, ketika kredit turun, belum ada akad kreditnya.

Tapi soal Sumarlin? Di sini masih terdapat tanda tanya, benarkah ia punya peranan "menekan" direksi Bapindo? Masalahnya, ada satu hari yang dianggap "masih bermasalah": tanggal 2 Juni 1992. Di hari yang penting itu, ada dua rapat direksi Bapindo: pagi dan sore. Rapat pagi dihadiri Bambang Kuntjoro, Sjahrizal, dan Adhi…

Keywords: -

---

Foto Terkait