Inflasi, Sumarlin, Dan Kecemasan
Edisi: 26/20 / Tanggal : 1990-08-25 / Halaman : 90 / Rubrik : EB / Penulis :
KABAR menggembirakan itu kembali dilaporkan Presiden Soeharto. Di depan para
wakil rakyat, Kamis pekan lalu, Pak Harto menjelaskan, bagaimana keadaan
ekonomi berkembang ke arah yang semakin baik. Laju pertumbuhan ekonomi di
dalam negeri pada 1989 mencapai 7,4%. "Ini merupakan laju pertumbuhan
tertinggi yang dapat kita capai dalam kurun waktu delapan tahun terakhir,"
kata Pak Harto. Sektor-sektor ekonomi di luar migas, yang langsung menentukan
kehidupan sebagian besar rakyat, tumbuh lebih cepat, yakni 8,2%. "Tempo
kegiatan ekonomi kita selama beberapa tahun terakhir ini memang mengalami
percepatan."
; Seiring dengan itu, laju inflasi pada 1989-1990 bisa direm sampai ke tingkat
5,5% -- lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya (1988-1989) yang
6,6%. Maka, ketika berbicara soal inflasi, Pak Harto tak lupa menambahkan,
"Dalam tahun 1990-1991 ini, kita bertekad tetap mengendalikan inflasi pada
tingkat yang aman dan tidak memberatkan rakyat."
; Inflasi memang salah satu ancaman yang sudah diperhitungkan banyak pihak,
ketika pertumbuhan ekonomi memperlihatkan grafik menanjak yang tajam. Dalam
kondisi serupa itu, ancaman jumlah uang yang beredar akan semakin banyak
bukan hal baru. Pertumbuhan sektor perbankan, terutama setelah Pakto 1988,
juga tidak bisa dimungkiri telah ikut mengerek angka inflasi. Sejak Pakto,
telah muncul 36 bank umum swasta nasional dan 12 bank campuran serta 197 BPR
baru. Perluasan kantor cabang baru sudah mencapai 407. Dari jumlah itu, 339 di
antaranya merupakan kantor cabang bank umum swasta nasional. Pengerahan dana
masyarakat meningkat dari Rp 49,4 trilyun menjadi Rp 73,8 trilyun. Sebagian
besar dana tersebut kemudian dicairkan kembali ke pelbagai bentuk kredit.
Bahkan sampai menimbulkan persaingan dalam promosi pemberian kredit,
terutama untuk kredit konsumsi. Peredaran rupiah melimpah. Menurut para
pakar, peningkatan kredit konsumsi sangat berperan meninggikan inflasi.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…