Kembalikan Masjid Kami
Edisi: 39/20 / Tanggal : 1990-11-24 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis :
SESUNGGUHNYA Allah telah memberikan nikmat yang banyak, maka segeralah dirikan
salat karena-Nya. Mereka yang ingkar sebenarnya telah memutuskan hubungan. (Q. Al
Kautsar).
; DI antara kesibukan lalu lintas dan toko-toko sepanjang Jalan Dongsimen
Selatan yang tak begitu lebar, di sebuah halaman yang tak begitu luas, ada
kesibukan lain. Sejumlah lelaki 50-an tahun, bercelana dan berjas Cina abu-abu
dan berpeci putih, berderet menyambut para tamu yang berassalamualaikum.
; Itu memang halaman sebuah masjid, dan kesibukan di Jumat siang pekan lalu,
setelah salat Jumat, adalah penyerahan sumbangan berupa uang 30 ribu dolar
Amerika, empat Quran, dan sebuah kaligrafi Arab berupa surat Al Kautsar.
Itulah dana pribadi dari Presiden Soeharto yang diterimakan pada Persatuan
Umat Islam Beijing lewat ketuanya, Haji Saleh An Shiweix, di Masjid Dongsi.
; Di masa republik yang komunis ini mulai menggelindingkan keterbukaan, salah
satu acara perjalanan Soeharto ke RRC yang pertama kalinya ini tampaknya punya
banyak makna. "Kami bahagia sekali Presiden Soeharto bersedia datang ke masjid
ini," kata Haji Saleh kepada TEMPO, dua hari sebelum kunjungan. "Indonesia
negeri yang mayoritasnya Islam, karena itu tentu banyak manfaatnya bagi kami."
; Di negeri yang Islamnya berkembang bebas, mungkin ucapan itu terdengar
sebagai basa-basi. Namun, di RRC, diucapkan oleh pimpinan sebuah masjid yang
sudah lebih dari 500 tahun berdiri, dan mampu bertahan dari serangan Pengawal
Merah di masa Revolusi Kebudayaan, itu kata-kata yang jauh gemanya, dan
bermakna ganda.
; Haji Saleh mungkin hendak menekankan umat Islam RRC tak terpencil dan
mendapat perhatian dari masyarakat Islam dunia. Dengan kata lain, kekuatan
Islam di RRC bisa lebih besar dari kenyataannya. Kekuatan yang penting karena
sejak Revolusi Kebudayaan dihancurkan, 1976, dan kemudian undang-undang
kebebasan beragama dihidupkan lagi. "Namun, masih banyak masjid di daerah yang
belum berfungsi," tutur Haji Abdurahim Amin, Wakil Ketua Perhimpunan Islam
se-Tiongkok.
; Sering Perhimpunan yang berkantor pusat di kawasan Masjid Niujie, masjid
tertua di Beijing, itu harus mengirimkan orangnya, untuk merundingkan sebuah
pabrik atau hotel yang dahulunya masjid, untuk dikembalikan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?