Itu Gunung Datang

Edisi: 39/20 / Tanggal : 1990-11-24 / Halaman : 70 / Rubrik : FT / Penulis :


INGATAN manusia pada dasarnya serba terbatas. Ditambah pula oleh tumpukan aneka
masalah sehari-hari yang tindih-menindih. Ini tak urung mengakibatkan memori makin
menjadi tidak seksama, sehingga kenangan masa silam yang sudah terkeping pun
sering terpiuh. Atau sengaja dipiuhkan, kata para ahli, sebab dalam tabiat
manusia, ada segi yang cenderung mengecoh.

; Ingat, misalnya, pembantaian di Tiananmen. Peristiwa amat tragis di RRC tahun
lampau itu kini mungkin cuma sayup-sayup dalam ingatan kita, dan angka
korbannya sempat diperbantahkan. Tapi, untungnya kita kini berada bukan melulu
dalam belantara bahasa kata (verbal), melainkan komplet dengan bentuk bahasa
visual yang kian sempurna, yakni fotografi.

; Media komunikasi khas ini hadir di halaman surat kabar atau majalah sebagai
bagian dari saksi masa silam, yang juga pada gilirannya menyadarkan kita.
Dalan aneka peristiwa sejarah -- yang tahun lalu diwakili rekaman Tiananmen
itu -- urusannya bukan terpulang kepada para dewa, bukan pula hanya berupa
statistik kalah menang atau sekadar bongkahan angka-angka, tapi justru
mengenai manusia makhluk yang memiliki roh, berdarah, dan berdaging.

; Karya jurnalistik foto pada hakikatnya merupakan dokumen sejarah paling
akurat. Nilai otentiknya sangat terpercaya, hingga lazim menjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14

Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…

M
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05

Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…

K
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19

Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…