Di Mana Diperlukan Pembaruan ?
Edisi: 42/20 / Tanggal : 1990-12-15 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis :
"JANGAN kamu anggap urusan kecil, Muhammadiyah adalah besar. Inilah pesanku .... " Pesan terakhir Kiai Ahmad Dahlan itu disampaikan oleh istrinya, Nyai Walidah Ahmad Dahlan, di hadapan pertemuan para konsul daerah Muhammadiyah di Yopyakarta, 18 Agustus 1945 - lebih dari 20 tahun setelah pendiri Muhammadiyah itu berpulang ke rahmatullah.
Kini terbukti, Muhammadiyah memang besar. Lihatlah bagaimana Yogyakarta bersolek menyambut muktamar dan sidang tanwir organisasi itu, Kamis pekan lalu sampai Selasa pekan ini. Sejak 10 hari sebelumnya, kota seperti dipasangi pita. Sepanjang Jalan K.H. Ahmad Dahlan - kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah ada di sini - terpasang umbul-umbul dan berbagai spanduk. Di depan Keraton Yogyakarta, sekitar Alun-Alun Utara, terpampang baliho berukuran 3 kali 4 meter dengan lukisan Presiden Soeharto sedang berjabat tangan dengan Kiai A.R. Fakhruddin, Ketua PP (Pengurus Pusat) Muhammadiyah. Muktamar ini memang akan dibuka sendiri oleh Presiden, serta dihadiri sejumlah menteri.
Ditaksir lebih dari 2.000 peserta muktamar akan berdatangan dari segenap pelosok Nusantara. Mereka akan disertai pula oleh para penggembira -- hadir cuma untuk meramaikan acara -- yang jumlahnya diduga 20.000 lebih. Sebagai contoh, kontingen Sulawesi Selatan berjumlah 1.000-an orang, lebih dari separuh di antaranya adalah penggembira. "Kafilah kami mungkin yang terbesar jumlahnya untuk luar Jawa," kata Jamaluddin Amin, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Untuk mengangkut para penggembira dari sekitar Pulau Jawa saja konon akan digunakan 1500-an bis dan Colt. Perhelatan besar ini akan dihadiri pula sejumlah peninjau dan pengamat luar negeri: Mesir, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, Singapura, dan Muangthai.
Di antara mereka, termasuk para pengurus Muhammadiyah yang sudah berdiri di Malaysia, Muangthai, dan Singapura. Untuk tempat sidang-sidang pertemuan besar ini, di lapangan olahraga, di kompleks Universitas Muhammadiyah Yogyakarta didirikan sebuah bangunan, berukuran 170 kali 30 meter. Bangunan dengan dinding serba bambu, dan atap daun tebu (rapak) ini berkapasitas 4.000-an pengunjung, menelan biaya Rp 40-an juta. Muhammadiyah, yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan di tahun 1912, kini memiliki hampir 700.000 anggota terdaftar, terserak di 26 provinsi (kecuali Timor Timur). Belum dihitung simpatisannya. Dengan jumlah anggota begitu besar, Muhammadiyah tentu merupakan organisasi Islam terbesar, setelah NU.
Tapi,…
Keywords: Muhammadiyah, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…