Konglomerat Tanpa Dasi

Edisi: 42/20 / Tanggal : 1990-12-15 / Halaman : 33 / Rubrik : LAPUT / Penulis :


MUNGKIN kurang tepat. Tapi predikat itulah yang kini melekat pada organisasi Muhammadiyah, sebuah organisasi keagamaan paling besar, dalam hal pemilikan amal usaha. Sejak lahirnya pada 1912 hingga sekarang ini, sudah ratusan amal usaha yang telah dikembangkannya. Andaikan saja K.H. Ahmad Dahlan masih hidup, barangkali dia akan terkesima melihat pesatnya laju organisasi yang didirikannya itu.

Sebab, cita-cita awal yang dicanangkan penghulu Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu hanya ada dua: "Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw. kepada penduduk bumiputra di dalam regentie Yogyakarta", dan "Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya".

Tapi, pada perjalanannya, ternyata Muhammadiyah menemukan lahan yang subur untuk berkembang. Para pemuda pribumi yang mulai mengenyam pendidikan Barat, kalangan priayi, menjadi salah satu kelompok penggerak proses dinamisasi. Eksklusivisme "kauman", sebuah stempel yang melekat pada organisasi yang memiliki cabang di 26 provinsi itu, secara perlahan melumer. Kini massa mereka lebih heterogen, mulai dari petani, pengusaha, sampai cendekiawan. Biar begitu, cap sebagai wadah "Islam perkotaan" tetap saja melekat.

Namun, justru kelompok "perkotaan" itulah yang kemudian berandil besar melesatkan organisasi. Hadirnya para cendekiawan, seperti diucapkan Djarnawi Hadikusumo, Ketua I PP Muhammadiyah, bisa menjadikan organisasi ini tetap eksis. Tapi di satu sisi, muncul sebuah kesan, telah terjadi pergeseran orientasi. "Saking banyaknya amal usaha dalam bentuk sekolah dan rumah sakit, hingga banyak orang beranggapan bahwa Muhammadiyah sudah bergeser dari gerakan amar ma'ruf nahi mungkar, yang bersifat dakwah, menjadi gerakan amal usaha," tutur Djarnawi terus terang. Dalam usianya yang ke-78, organisasi keagamaan ini…

Keywords: Muhammadiyah
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…